Tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, Indonesia masih mengandalkan sektor ganda di turnamen pamungkas dalam kalender Metlife BWF World Superseries. Dubai World Supeseries Finals yang akan dihelat di Hamdan Sports Complex, Dubai, 13 hingga 17 Desember 2017 nanti menjadi pamungkas dari total 13 turnamen yang dihelat sepanjang tahun ini. Dibuka dengan All England hingga Hong Kong Open.
Dari 12 ajang itu, lima di antaranya berlabel Superseries Premier yakni All England, Malaysia Open, Indonesia Open, Denmark Open dan China Open. Sedang tujuh lainnya level superseries yaitu India Open, Singapore Open, Australian Open, Japan Open, Korea Open, French Open dan Hon Kong Open.
Superseries Finals hanya mempertemukan delapan pemain atau pasangan terbaik dari setiap nomor. Delapan pemain dari setiap nomor akan dibagi dalam dua grup untuk menjalani babak play-off untuk memperebutkan dua tiket ke semi final. Perhitungan peringkat didasarkan pada keterlibatan di ajang super series (premier) plus mempertimbangkan ajang Olimpiade, wild card, serta batas maksimal dua wakil dari satu negara di setiap nomor.
Pada turnamen berhadiah total USD 1 juta atau setara Rp 13,5 miliar ini Indonesia hanya mengirim tiga wakil untuk bersaing dengan 37 jagoan tepok bulu dari setiap nomor. Ketiga wakil itu adalah Marcus Fernaldi Gideon di nomor ganda putra dan dua pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir serta duet Praveen Jordan dan Debby Susanto.
Marcus dan Kevin yang masih mengamankan puncak rangking BWF menempati unggulan pertama. Sementara Owi dan Butet menempati posisi unggulan seperti rangking dunia: tiga. Sementara Jordan dan Debby yang performa kian menurun menempati unggulan kelima meski secara peringkat dunia berada di posisi keenam.
Greysia Polii yang bertandem dengan Apriani Rahayu nyaris membuat kejutan. Pasangan yang baru berpasangan enam bulan ini mampu menyabet satu gelar grand prix gold dan super series yang membuat peringkat mereka cepat melesat. Sayang di turnamen super series terakhir di Hong Kong keduanya hanya bisa menjadi runner-up sehingga dalam peringkat BWF terkini pasangan berbeda generasi itu hanya sanggup bertengger di sepuluh besar.
Keduanya meninggalkan pasangan ganda putri lainnya yang lebih dulu bersama yakni Anggia dan Ketut yang berada di peringkat ke-26. Hanya keajaiban yang bisa mengantar Greysia dan Apriani ke Dubai. Menanti bila ada dua pasangan yang mundur atau berhalangan tampil. Meski tak lolos ke Dubai kali ini, Greysia dan Apriani sudah menorehkan catatan manis tahun ini, sebagai modal untuk menggapai prestasi lebih di tahun mendatang.
Tidak seperti Greysia dan Apriani, nasib baik berpihak pada tunggal putra China, Chen Long. Jawara Olimpiade Rio 2016 itu sempat terlempar ke peringkat 20 pada awal November lalu. Kemenangan di Hong Kong langsung menggereknya ke peringkat tujuh.
Lolosnya Chen Long membuat China mengirim wakil terbanyak. Negeri Tirai Bambu itu memiliki sembilan wakil, di samping Shi Yuqi (tunggal putra/3), He Bingjiao (tunggal putri/7), Li Junhui/Liu Yuchen (ganda putra/3), Liu Cheng/Zhang Nan (ganda putra/4), Chen Qingchen/Jia Yifan (ganda putri/3), Yu Xiaohan/Huang Yaqiong (ganda putri/7), Zheng Siwei/Chen Qingchen (ganda campuran/1) dan Lu Kai/Huang Yaqiong (ganda campuran/2).