Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Mandiri Jakarta Marathon 2017 dan Pantulan Gaya Hidup Kaum Urban

5 November 2017   20:57 Diperbarui: 5 November 2017   21:00 2435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monas, salah satu landmark ibu kota (dokpri)

Lari bisa dibilang sebagai salah satu olahraga yang mudah dilakukan. Selain itu, murah. Untuk melakukannya tidak perlu fasilitas mewah dan memadai. Tak heran demam olahraga lari kini menjangkiti banyak kalangan masyarakat terutama di kota-kota besar.

Tingginya antusiasme masyarakat di perkotaan untuk memanfaatkan akhir pekan atau saban pagi untuk berlari membuat lari menjadi salah satu gaya hidup masyarakat urban. Patut diakui sebelum berpaling pada olahraga lari, masyarakat di kota-kota besar lebih dulu diterpa demam gowes alias bersepeda. Bisa juga kedua olahraga tersebut saling berbagi tempat dalam menu rutinitas akhir pekan kaum urban saat ini.

Tidak hanya lari dalam jarak singkat dan dihelat seadanya, ajang lari resmi termasuk event marathon pun kebanjiran peserta. Hal ini menyata pada Minggu pagi 29 Oktober 2017 lalu. Saat Jakarta masih dipeluk malam ribuan peserta sudah memadati area sekitar Monumen Nasional. Mereka bersiap meramaikan ajang Mandiri Jakarta Marathon 2017.

Menumpang sepeda motor yang dikendarai Zulfikar Akbar kami malah nyaris kalah cepat dari ribuan peserta yang begitu antusias mengikuti event yang terselenggara berkat kerja sama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kementerian Pariwisata, dan Bank Mandiri tersebut. Kami malah sedikit kesulitan menjangkau titik start untuk melihat dari dekat lautan peserta mulai mengayunkan langkah pertama.

Masyarakat dari berbagai latar belakang usia dan jenis kelamin tumpah ruah. Tua dan muda, pria dan wanita, pelari profesional dan non-profesional, peserta dari dalam dan luar negeri menyatu di sana. Menurut laporan penyelenggara sekitar 16 ribu peserta ambil bagian. Jumlah tersebut meningkat sekitar seribu orang dibanding tahun lalu. Menariknya, sekitar 2.000 peserta datang dari luar negeri.

Beragam dan membludaknya peserta seakan mengafirmasi tesis dasar di awal tulisan ini. Lari, termasuk marathon sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat perkotaan. Entah alasan apa yang membuat demam tersebut menjangkiti kalangan yang saban hari seperti berkejaran dengan waktu. Namun yang pasti kesadaran akan pentingnya olahraga kian meningkat.

Selain itu, ajang seperti ini menjadi momentum untuk berkumpul dengan rekan-rekan atau kolega. Bila saat hari-hari kerja waktu berkumpul sulit disepakati, setidaknya melalui event ini ada alasan untuk bisa bertemu. Sambil berlari dan berkompetisi, sambil pula berekreasi, berkumpul, dan bersosialisasi.

Canda dan tawa, sapa dan salam, dan berbagai ekpresi kekerabatan menjadi pigura yang menghiasi rasa lelah dan letih para peserta setelah menginjak garis akhir. Ada yang saling bersalaman, tidak sedikit pula yang berpelukan dan berteriak histeris. Tentu tak lupa pula berselfie atau berwifie ria. Hal yang satu ini tentu sulit dipisahkan dari gaya hidup masyarakat masa kini. Mereka seakan diterpa rasa takut kehilangan jejak di ajang meriah kali ini.

Selain memfasilitasi para pencinta olahraga lari, ajang seperti ini pun dibuat dalam rangka promosi kota Jakarta berikut segala landmark yang ada. Para peserta melewati rute-rute yang memperlihatkan keindahan alam dan kekayaan budaya lokal seperti Kawasan Kota Tua, Fatahillah Square, Gereja Kathedral, Mesjid Istiqlal, Bundaran Hotel Indonesia juga kemegahan gedung-gedung metropolitan di ibu kota. Ini menjadi ajang yang pas untuk mengkampanyekan Jakarta dalam bentuk berbeda. Memadukan olahraga dan turisme, sport tourism.

Monas, salah satu landmark ibu kota (dokpri)
Monas, salah satu landmark ibu kota (dokpri)
Dalam hitungan bulan, Jakarta akan menghelat pesta olahraga terbesar di Asia. Bersama Palembang, kedua kota ini akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Tak heran Mandiri Jakarta Marathon 2017 juga menjadi ajang promosi jelang perhelatan multievent tersebut. Sebagaimana disampaikan dalam siaran persnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengaku pihaknya siap mendukung Jakarta sebagai destinasi olahraga kelas dunia.

"Kami turut aktif membenahi infrastruktur pendukung dan berbagai kebijakan lain demi kenyamanan para peserta lomba. Kebetulan juga momennya tepat karena warga Jakarta tengah bersiap menjadi tuan rumah Asian Games 2018."

Tidak ada Anies Baswedan pagi itu. Namun kehadirannya seakan diwakili oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno. Sandi, begitu ia disapa, sudah menjadikan lari sebagai bagian dari gaya hidupnya. Meski memperlombakan berbagai kategori Sandi memilih kategori 21K atau half marathon. Dengan nafas terengah-engah setelah menyelesaikan perlombaan saat dikerubuti banyak orang, Sandi mengaku lari sudah menjadi bagian dari rutinitasnya saban hari. Bahkan pria berusia 48 tahun itu mengkampanyekan lari menuju tempat kerja, run to work.

 

Sandiaga Uno usai menginjak garis finis. Gambar: dokpri
Sandiaga Uno usai menginjak garis finis. Gambar: dokpri

Selain Anis, turut serta Walikota Bogor, Arya Bima yang mengambil kategori 10 K. Selain dua kategori itu ada berbagai kategori lain yang diperlombakan yakni marathon penuh sejauh 42 KM, kategori 5 km serta kategori anak-anak (maratoonz).

Pada kategori 42 KM keluar sebagai juara pelari Maroko Anouar El Ghouz. Ia mencatatkan waktu tercepat yakni r jam, 21 menit dan 26 detik. Sosok yang sempat ditemui setelah menginjak garis finish itu membawa pulang hadiah senilai Rp 70 juta.

Anouar El Ghouz (berbaju biru) bersama rekan senegaranya serta diapiti dua kompasianer (dokpri)
Anouar El Ghouz (berbaju biru) bersama rekan senegaranya serta diapiti dua kompasianer (dokpri)
Anour mengungguli dua pelari Kenya Jeoffrey Kiprotich dan Josphat Kiptanuitoo yang hanya berselisih beberapa detik saja.  Jeoffrey mengakhiri perlombaan dalam tempo 2 jam 21 menit dan 35 detik sementara Kiptanuitoo finis satu menit di belakang rekan senegaranya.

Di kategori wanita pelari Kenya Peninah Jepkoech menjadi yang tercepat. Ia menyelesaikan 42 KM dalam waktu 3 jam 7 menit dan 54 detik. Posisi kedua dan ketiga juga disabet para pelari dari negara yang sama. Margaret Njuguna dan Rotich Jane yang berada di urutan kedua dan ketiga masing-masing mencatatkan waktu 3 jam 8 menit dan 15 detik dan 3 jam 9 menit serta 14 detik.

Akhirnya terlepas dari segala catatan waktu dan kekurangan di sana-sini, mandiri Jakarta Marathon edisi kelima ini cukup sukses menangkup hasrat masyarakat akan olahraga lari. Saya hanya bisa menyaksikan dan bersaksi bagaimana ribuan peserta menikmatinya. Sambil berharap suatu hari nanti bisa ikut terlibat entah sebagai penggembira semata.

Seremoni menggalang satu juta lebih tanda tangan mendukung Asian Games 2018 (dokpri)
Seremoni menggalang satu juta lebih tanda tangan mendukung Asian Games 2018 (dokpri)
N.B

Berikut daftar juara Mandiri Jakarta Marathon 2017 (sumber Kemenpar.go.id:

5K Putra

Bima Rizky Ahimsa 19.14

Denny Faj 21.56

Elvan 22.575K

Putri

YVonne Hillery Beti 23.26

Kwee Jen Ping 24.17

Sri Wulandari 25.51

10K Putra

Agus Prayogo 32.57

Jauhari Johan 33.01

Robby Syanturi 33.1310K Putri

Odekta Vina Naibaho 37.58

Han Wen 44.34

Vera Febrianti 45.30

Half Marathon Putra

Muthoni Bernanrd Mwendia 01.09.03

Joseph Mwangi Ngare 01.10.16

Arif Rachman 01.39.39

Half Marathon Putri

Rutto Beatrice Jepkorir 01.20.23

Kotegawa Hiromi 01.41.24

Sarah Costeira 01.48.08

Full Marathon Open Putra

Anouar El Ghouz 02.21.26

Geoffrey Kiprotich B 02.21.35

Josphat Kiptanui Too 02.22.45

Full Marathon Open Putri

Peninah Jepkoech Kigen 3.07.54

Margaret Njuguna Njugui 03.08.15

Rotich Jane 03.09.14

Full Marathon Indonesia Putra

Asma Bara 02.44.58

Saiin Alin 02.49.57

Hendro 02.57.57

Full Marathon Indonesia Putri

Olivia Sadi 03.27.06

Erni Ulatningsih 03.35.38

Sharfina 04.00.56

Full Marathon Master 40+ (Indonesia)

Helda Napitupulu 03.55.44

Rugun Tobing 04.03.05

Wiwik Pujiatip 04.05.28

Full Marathon Master 40+ (Indonesia)

Holil 03.15.18

Oei Tommy 03.28.49

Naek R Sagala 03.32.11.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun