Selain perubahan venue, penyelenggaraan Idonesia Open kali ini juga bertepatan dengan bulan puasa. Ini menjadi tantangan bagi para atlet tanah air yang harus bersiap di tengah kewajiban menunaikan ibadah agama.
Budi mengaku, “Kami sudah berusaha ‘menipu’ ke yang punya hajatan (baca: BWF) tetapi tidak berhasil karena sudah di-schedule.”
Sebagai salah satu atlet yang akan tampil nanti, Gloria mengaku persiapan yang dilakukan tetap seperti biasa. Waktu dan porsi latihan tidak mengalami perubahan.
Di tengah aneka tantangan itu Budi berharap penyelenggaraan tahun ini berjalan sukses. Antusiasme penonton pun sudah terlihat dengan terjual habisnya tiket yang dipasarkan secara online.Para penonton yang belum kebagian masih berkesempatan menonton langsung dengan mendapatkan tiket yang dijual di ticket box yang berada di JCC.
Tiket yang dijual dibagi dalam dua kategori, tiket harian dan tiket terusan untuk tujuh hari. Keduanya terbagi dalam tiga kelas yakni VVIP, VIP A dan VIP B. Harga tiket harian dipatok mulai Rp 35.000. Sedangkan harga tiket terusan dibanderol mulai Rp 1.500.000.
Deretan pemain top dunia dari total 310 peserta akan ambil bagian. Dari antaranya Indonesia mengirimkan total 206 wakil, termasuk yang berpasangan dengan pemain dari mancanegara. Ganda campuran mengirim wakil terbanyak, 51 pasang. Sementara ganda putra 42 pasang dan ganda putri 33 pasang. Ada 41 pemain putra dan 39 pemain putri akan mengisi daftar sektor tunggal.
Dari deretan tersebut Indonesia pun menyertaan amunisi terbaik di setiap sektor. Liliyana Natsir yang absen beberapa waktu lalu karena cedera akan berpasangan lagi dengan Tontowi Ahmad.
Selain Owi/Butet, sapaan akrab pasangan senior ganda campuran itu, di nomor ini Indonesia juga menurunkan juara All England 2016, Praveen Jordan/Debby Susanto. Selain itu Hafiz Faizal/Shela Devi Aulia, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika, Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti, dan Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja.
Di nomor ganda putri Indonesia akan menaruh harapan pada Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi, Rizki Amelia Pradipta/Tiara Rosalia Nuraidah serta Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari. Nitya Krishinda Maheswari hingga kini belum pulih sehingga tandemnya Greysia Polii akan kembali berpasangan dengan Apriyani Rahayu. Pasangan berbeda generasi yang disebutkan terakhir ini baru saja menjuarai Thailand Grand Prix Gold pekan lalu.
Sementara di sektor putri Hanna Ramadhini, Gregoria Mariska Tunjung dan Dinar Dyah Ayustine akan mencoba peruntungan bersaing dengan para pemain papan atas dunia. Tentu saja sektor ini tidak dipatok target muluk-muluk sesuai peta persaingan yang masih menempatkan Indonesia sebagai non unggulan.
Harapan terbesar Indonesia bertumpu pada sektor ganda putra. Pemegang hattrick tahun ini, Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo memikul tanggung jawab untuk menghadirkan kebanggaan bagi Indonesia. Kepada juara All England, India Open dan Malaysia Open itu diletakkan target satu gelar sebagaimana dipatok PBSI. Meski begitu duo “Minions” tidak sendirian. Ada Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, hingga juara Thailand GPG pekan lalu, Berry Angriawan/Hardianto, siap membantu.