Hasil yang ditunjukkan Berry/Hardi membawa angin segar bagi sektor ganda putra. Secara khusus bagi karier keduanya. Dengan Hardi, performa Berry terus menanjak. Fluktuasi prestasi Berry/Hardi jauh lebih terkendali ketimbang saat Berry masih berpasangan dengan Rian Agung Saputro. Baru menjalani tujuh turnamen, Berry/Hardi kian merangsek di tabel rangking BWF. Pekan depan, keduanya akan berada di peringkat 25 dunia.
Meski begitu Berry dan Rian, yang kini telah berpasangan dengan pasangan senior Mohammad Ahsan, lebih dulu menulis sejarah juara di turnaen ini. Tahun lalu keduanya menjaga muka Indonesia di turnamen ini dengan membawa satu-satunya gelar ke tanah air.
Indonesia sejatinya bisa menambah gelar melalui nomor tunggal putra. Sayang Jonatan Christie gagal mencapai klimaks. Menghadapi wakil semata wayang India, Sai Praneeth, Jojo, begitu Jonatan disapa, menyerah setelah bertarung rubber set, 17-21 21-18 21-19.
Performa Jonatan di pertandingan ini tidak terlalu mengecewakan. Namun pemain 19 tahun ini kurang berhati-hati dai game penentuan. Meski begitu hasil ini tidak buru bagi pemain rangking 27 dunia yang kerap terhenti di babak perempat final.
Sementara bagi Praneeth kemenangan ini melanjutkan tren positifnya di tahun ini. Pemain berperingkat  24 dunia sudah menabung satu gelar super series yang direbut di Singapura. Hasil ini mengisyaratkan agar para pemain tunggal putra Indonesia semakin mewaspadai kebangkitan para pemain India sebagaimana terlihat di Piala Sudirman beberapa waktu lalu.
Seperti tunggal putri, di tunggal putra para pemain Indonesia ketiadaan panutan. Para pemain harus berjuang sendiri dengan bertumpu pada kekuatan sendiri. Â Tiadanya trendsetteryang bisa dijadika rujukan dan tempat bersandar untuk menimba kekuatan menuntut kerja ekstra dari para pemain muda untuk mencetak prestasi.
Kita boleh saja kecewa gagal memanfaatkan semua peluang di Thailand. Namun hasil ini jauh lebih baik dari dua tahun lalu yang meloloskan tiga wakil namun hanya membawa pulang satu trofi melalui Ade Yusuf/Wahyu Nayaka.
Hasil ini lebih dari cukup mengulangi catatan terbaik di tahun 2013, saat Greysia/Nitya dan Markis Kido/Pia Zebadiah menjadi juara, sehingga mengukuhkan Indonesia sebagai juara umum. Terlepas dari segala kekurangan, performa yang telah ditunjukkan para pemain menyemburkan secercah harapan bagi masa depan bulu tangkis Indonesia yang sedang dalam tantangan serius.
Selamat kepada para pemenang!