Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Kami Juara karena Kami Berbeda

2 Juni 2017   01:14 Diperbarui: 2 Juni 2017   01:24 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggoa Komunitas Bulu Tangkis Indonesia (KBI) berkumpul saat peringatan Hari Lahir Pancasila/Deby Dahlia/Juara.Net

Selain sepak bola, bulu tangkis adalah olahraga yang sangat merakyat di Indonesia. Saking dekatnya dengan keseharian masyarakat menjangkau hingga pelosok-pelosok negeri. Bulu tangkis tidak hanya menjadi olahraga tetapi juga hiburan. Sebuah perpaduan yang telah mewujud dengan begitu indah.

Tetapi keindahan itu perlahan-lahan memudar seiring prestasi bulu tangkis kita yang meredup. Para pebulutangkis yang berkumpul itu adalah bagian dari sejarah kejayaan bulu tangkis Indonesia di masa lalu. Tidak ada alasan yang cukup untuk merasa terhibur dengan prestasi bulu tangkis hari ini.

Namun kita tetap punya alasan lain untuk berbangga. Bulu tangkis masih menjadi harapan untuk memantik nasionalisme, membakar harapan akan persatuan dalam perbedaan, untuk menggapai kejayaan yang hilang. Harapan itu kita sematkan kepada KBI yang bersatu hari ini agar roh persatuan itu dialirkan kepada para penerus yang saat ini sedang berjuang meniti prestasi.

Segala prestasi dan pengalaman mereka di masa lalu sekiranya dicurahkan untuk turut serta membangun kembali kejayaan bulu tangkis Indonesia. Bulu tangkis Indonesia sedang membutuhkan sentuhan perubahan.  Perubahan yang tidak bisa datang dari dan mengandalkan perjuangan segelintir orang saja.

Semoga seruan Opa Tan, yang bersama Ferry Sonneville, Lie Poo Djian, Tan King Gwan, Njoo Kim Bie, Eddy Jusuf, dan Olich Solihin yang pertama kali merebut Piala Thomas pada 1958, benar-benar terwujud.  "Kami memang tidak lagi nomor satu dalam bidang olahraga. Tapi, kami akan terus berusaha untuk mengembalikan kejayaan bulu tangkis Indonesia.”

Sekali lagi, kejayaan itu mustahil tercapai, bila kita melupakan hakikat dan jati diri kita. Kita memang terlahir berbeda dan tidak bisa disamakan. Kita hanya perlu bersatu untuk menjadi juara. Seperti kesimpulan puitik Hariyanto Arbi,  “Kita berjaya karena Pancasila/ Kita kuat karena Bhinneka Tunggal Ika//.

#SayaIndonesiaSayaPancasila #NKRIHargaMati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun