Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

La Turbie dan Anomali AS Monaco

19 Mei 2017   14:33 Diperbarui: 19 Mei 2017   18:19 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbappe dan Falcao, kombinasi junior-senior di balik prestasi AS Monako/BBC.com

Setelah musim 2011/2012, Monako mengakhiri kompetisi di puncak dan kembali naik kasta. Dua musim berselang, Monako mampu mencetak lebih dari 104 gol, dan hanya kebobolan 29 kali yang kemudian mengantar mereka ke puncak singgahsana sebagai yang terbaik di Prancis.

Kemenangan Monako kali ini masih menyisahkan saksi sejarah dalam diri kiper Danijel Subasic, bek Andrea Raggi, pemain sayap Nabil Dirar dan forward Germain yang telah bersama Monako sejak tampil di level kedua.

Mbappe dan Falcao, kombinasi junior-senior di balik prestasi AS Monako/BBC.com
Mbappe dan Falcao, kombinasi junior-senior di balik prestasi AS Monako/BBC.com
Perjalanan tersebut terasa panjang dan melelahkan. Namun Monako punya cara tersendiri membangun tim dan menjaga tradisi sepak bola. Hal ini tidak lepas dari embrio yang disebut La Turbie. La Turbie sebenarnya adalah nama sebuah desa kecil dengan populasi sekitar 3.000 orang.  Letaknya di antara konta Nice dan Kota Menton.

Di sana berdiri La Turbie Training Ground. La Turbie mirip seperti La Fabrica milik  Real Madrid. Kedua nama ini bukan nama resmi akademi sepak bola, tidak seperti La Masia kepunyaan Barcelona. Meski begitu La Turbie menjadi bagian penting dari kerja regeneerasi Monako dalam mencetak para pemainnya.

Dari tempat itu pernah lahir nama-nama besar seperti Lilian Thuram, David Trezeguet, Emmanuel Petit hingga Thierry Henry. Para sosok legendaris itu mulai bergabung di La Turbie dalam rentang usia sekitar 15 tahun.

 Bergabungnya Henry cs pada usia seperti itu memang disengajakan karena keterbatasan demografi Monako. Minimnya jumlah penduduk lokal membuat para pemain yang masuk ke akademi benar-benar diseleksi secara ketat. Tidak mungkin bagi mereka mendapat para pemain setempat di bawah usia 14 tahun secara leluasa, apalagi berasal dari wilayah lain.

Meski populasi terbatas, Monako tidak kehabisan akal. Para pencari bakat terbaik dikirim ke seantero Prancis untuk menjaring anak-anak berbakat. Bahkan di setiap region ditempatkan para pencari bakat untuk melakukan proses identifikasi dan rekrutmen.

Selain dibentuk sendiri, tidak sedikit Monako menarik para pemain muda lainnya dari luar. Dalam beberapa tahun terakhir Monako meminang Bernardo Silva, Tiemoue Bakayoko, Fabinho, Gabriel Boschilia, Thomas Lemar, Jemerson hingga Kylian Mbappe. Dengan cara seperti itu Monako hampir tidak pernah kehabisan stok pemain muda.

Monako mampu menjaga regenerasi tim dan kekuatan bisa dibentuk dengan sumber daya pemain memadai. Selain itu melimpahnya para pemain muda yang dibentuk dan direkrut dengan harga tidak terlalu mahal menjadi investasi untuk mendatangkan banyak keuntungan. Setelah dipromosi ke level  atas hingga tingkat Eropa tidak sedikit  bakat-bakat muda itu membuat klub-klub top rela merogoh kocek dalam-dalam.

Anthony Martial adalah contoh terkini. Dibeli dari Lyon dengan harga 6 juta poundsterling, setelah ditempa selama dua musim, pada 2015 Manchester United rela menjadikannya remaja termahal di dunia dengan harga mencapai 36 juta pounds.

Musim ini United kembali mengincar beberapa talenta muda Monako. Kabarnya pelatih Jose Mourinho membutuhkan tak kurang dari 72 juta pounds (setara Rp 1,2 triliun) untuk memboyong Tiemoue Bakayoko, Djibril Sidibe, dan Benjamin Mendy ke Old Trafford. Dua nama terakhir itu belum lama direkrut Monako, tentu dengan harga yang tidak mahal. Namun pesona yang telah mereka tunjukkan membuat Setan Merah tergila-gila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun