Seperti dikatakan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI sekaligus Manajer Tim Piala Sudirman 2017, Indonesia mematok target semi final. Hal ini dilihat dari hasil undian yang menempatkan Indonesia di grup 1D bersama Denmark dan India.
Yang dikatakan Susy tidak serta merta akan terjemahkan secara persis. Pertandingan pertama menghadapi India, 23 Mei nanti akan menjadi ujian sektor tunggal. Baik tunggal putra, terlebih tunggal putri Indonesia masih berada di belakang India. Fitriani misalnya akan menantang pemain berperingkat empat dunia sekaligus finalis Olimpiade Rio 2016, Pusarla V Sindhu. Sementara Srikanth Kidambi, Ajay Jayaram akan menjadi lawan potensial Jojo dan Ihsan.
Tantangan lebih berat akan dihadapi saat bertemu Denmark sehari kemudian. Kecuali tunggal putri, Denmark memiliki kekuatan yang lebih merata di banding Indonesia. Pemain muda seperti Viktor Axelsen dan Anders Antonsen akan berpadu dengan para pemain senior yang telah berpengalaman namun belum juga kehabisan energi. Ada tunggal putra nomor empat dunia, Jan O Jorgensen, juara Eropa 2017 Mathias Boe/Carsten Mogensen serta ganda putri nomor dua dunia, Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen. Di samping itu, ganda kuat lainnya seperti Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding dan Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen juga masuk dalam daftar.
Denmark yang menempati unggulan dua tentu bersemangat menyambut event beregu ini. Gelar Piala Thomas yang pertama kali diraih menjadi stimulus untuk mengulangi pencapaian yang sama.
Bukan tidak mungkin, Denmark menjadi pesaing terberat China untuk merebut Piala Sudirman kali ini. Ambisi China untuk mempertahankan kedigdayaan jelas mengemuka dengan memboyong semua amunisi terbaik. Di nomor tunggal pemain senior Chen Long dan Lin Dan akan memimpin para pemain muda seperti Shi Yuqi, He Bingjiao, Sun Yu, dan Chen Yufei.
Sementara perpaduan senior-junior juga terjadi di nomor ganda. Fu Haifeng dan Zhang Nan berpadu dengan Liu Yuchen, Li Junhui, Lu Kai, Zheng Siwei, Tang Jinhua, Huang Yaqiong, Chen Qingchen, Jia Yifan, Huang Dongping, Li Yinhui, dan Bao Yixin.
Selain diperkuat para pemain sarat pengalaman, para pasangan Denmark sudah berada pada tahap stabilitas yang jauh lebih tinggi dari beberapa sektor ganda Indonesia yang masih mencari keseimbangan menyusul absennya para pemain senior.
Di ganda putri misalnya, Greysia Polii masih terus mencari partner terbaik menyusul absennya Nitya Krishinda Maheswari yang tengah dalam pemulihan pasca operasi lutut kanan pada akhir tahun lalu. Begitu juga di ganda campuran. Tontowi Ahmad tengah mencari penerus Liliyana Natsir. Sementara kondisi Praveen Jordan yang belum benar-benar pulih menimbulkan kekhawatiran terkait kesiapannya bersama Debby Susanto.
Sisa waktu jelang keberangkatan ke Australia adalah saat-saat penghabisan. Bangsa Indonesia tentu mengharapkan hasil terbaik untuk perjuangan sebaik-baiknya dan perlawanan sehormat-hormatnya.
Dua tahun lalu, Indonesia terhenti di tangan sang juara di semi final setelah kalah 1-3. Semoga pada penyelenggaraan pertama di luar Asia dan Eropa, Indonesia minimal bisa mempertahankan pencapaian tersebut. Harus diakui kita datang dengan terseok-seok karena kekuatan kita tidak seimbang. Agar tidak rubuh di pertandingan nanti, kecerdikan menempatkan pemain amat penting.