Jelas Billy harus membuktikan dirinya lebih baik untuk mengamankan tempat tersebut lebih lama. Agung yang merupakan jebolan diklat Persib tentu memiliki hasrat yang tinggi untuk berseragam tim utama. Agung jelas tidak ingin kalah bersaing dengan “orang baru” dan dari “luar” pula. Bila skill kedua pemain sama baiknya, mental bertanding akan menentukan siapa yang lebih pas untuk mendapatkan kepercayaan dari Djanur.
Saya tidak ingin berpolemik lebih jauh apalagi untuk mengangkat Billy lebih tinggi. Saya hanya ingin melihat bagaimana Billy beraksi di lapangan hijau andaisaja kesempatan bermain itu datang. Saya belum pernah melihatnya bermain karena itu rasa penasaran pun makin meluap-luap. Tidak hanya saya, masyarakat NTT pun merasakan hal yang sama. Kami yang terangkat dengan kehadiran Billy di tim besar sekelas Persib, meski Billy bukan orang NTT pertama yang berkarir di klub besar.
Sebelumnya Sinyo Aliandoe sudah lebih dulu membuka jalan. Om Sinyo pernah berseragam Persija hingga tim nasional Indonesia. Tetapi bila diakumulasi sejak era Om Sinyo berakhir hingga kini jumlahnya tidak seberapa untuk ukuran NTT, salah satu provinsi gila bola di tanah air. Daerah yang bergeliat dan hidup dengan permainan 11 lawan 11 itu, tetapi masih sebatas hobi dan rekreasi, belum dikelola secara terstruktur, sistematis dan masif.
Semoga Billy semakin menginspirasi para pemuda NTT dengan talenta tak kalah menjanjikan untuk berani keluar dari kampung, merantau mencari ilmu, dan bernyali bersaing membuktikan diri. Billa perjuangan bergerak serempak masih menunggu waktu, tidak ada salahnya menumbuhkan inisiatif sehingga sedikit demi sedikit mulai membangun rantai pengaruh. Billy sejauh ini membuktikan bila tampil meyakinkan tidak ada yang bakal menghalangi, termasuk tradisi sekalipun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H