Kegagalan pertemuan sesama pasangan ganda putra Indonesia di semi final Super Series Singapura Open berpeluang ditebus di partai puncak. Jika saja Angga Pratama/Ricky Karanda mampu menjaga momentum keunggulan menghadapi Li Junhui/Liu Yuchen, maka pertemuan pasangan yang diunggulan di tempat kedelapan itu dengan Berry Angriawan/Hardianto Hardianto sebuah keniscayaan.
Di pertandingan perempat final yang dihelat di Singapore Indoor Stadium, Jumat (14/4), Angga/Ricky gagal membungkam unggulan empat itu setelah berjuang selama satu jam dengan skor 18-21 22-20 22-20. Sementara Berry/Hardianto secara mengejutkan menumbangkan unggulan dua Goh V Shem/Tan Wee Kiong, 21-15 dan 21-15, hanya dalam tempo 37 menit.
Berry/Hardyanto yang tidak diunggulkan mampu memanfaatkan momentum buruknya permainan pasangan yang pernah menempati peringkat satu dunia itu. Jagoan Malaysia itu banyak melakukan kesalahan sendiri sehingga memberikan poin cuma-cuma kepada wakil Merah Putih.
Meski begitu di pertandingan hari ini Berry/Hardianto bermain lepas alias tanpa beban. Rupanya keduanya sadar dengan status yang disandang sehingga lebih memilih nothing to lose.Ternyata sikap lepas bebas itulah yang membuat kemenangan atas Goh/Tan menjadi mungkin.
Berry/Hardianto berhasil memimpin sejak awal game pertama setelah sempat tertinggal di awal game pertama, 1-3 dan 4-5. Setelah menyamakan kedudukan keduanya balik mendahului Goh/Tan dengan skor 11-6, 14-8 dan menang 21-15.
Situasi di awal babak kedua sedikit imbang. Kedua pasangan mampu menjaga jarak dengan hanya berselisih satu hingga dua poin saja. Skor keduanya pernah berada di angka 4-2, 6-5 dan 6-7. Namun inkonsistensi dan performa buruk wakil Negeri Jiran itu membuat Berry/Hardianto semakin percaya diri menyudahi pertandingan.
Kegagalan Angga/Ricky setidaknya bisa ditebus oleh dua pasangan ganda putra yang lolos ke semi final. Selain Berry/Rian, unggulan pertama Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo belum menemui rintangan berarti.
Marcus/Kevin mengantongi tiket semi final setelah menekuk pasangan Taiwan, Lee Jhe Huei/Lee Yang. Kemenangan 21-16 dan 21-14 sekaligus pembalasan atas kekalahan di pertemuan sebelumnya di French Open 2016. Saat itu “The Minions” kalah 21-19, 16-21 dan 14-21. Dengan demikian head to head sementara dipegang Marcus/Kevin dengan tiga kemenangan dalam lima pertemuan mereka.
Bila kedua pasangan Indonesia ini mampu menjaga trend positif maka impian “all Indonesian final” bukan isapan jempol belaka. Namun lawan duo Merah Putih ini tidak mudah menuju final. Berry/Hardianto akan menantang Li/Liu yang memiliki kecepatan dan pertahanan yang kokoh. Kedua pasangan belum pernah bertemu, tetapi peringkat dunia keduanya bagai langit dan bumi.
“Kalau ketemu Li/Liu, kami harus lebih siap buat capek aja,” tandas Berry kepada badmintonindonesia.org.
Bila Berry/Rian yang kin berperingkat 65 dunia akan berebut tiket final dengan pasangan rangking dua dunia, Marcus/Kevin akan beradu dengan pasangan senior Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen. Kedua pasangan sudah dua kali bertemu dan membagi rata kemenangan. Di pertemuan terakhir di China Open 2016 Marcus/Kevin menang 21-18 dan 22-20.
“Kami sudah pernah ketemu semua. Jadi kami mau melakukan yang terbaik aja. Usaha terus dan nggak gampang menyerah,” beber Marcus yang bersama Kevin mengincar gelar super series keempat tahun ini.
Berbeda nasib
Itulah yang terjadi antara dua tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie. Kemenangan fenomenal Jojo, sapaan Jonatan, atas Son Wan Ho di babak sebelumnya gagal berlanjut saat bertemu Lee Dong Keun. Pemain Korea Selatan berperingkat 35 dunia membuat Jojo kembali berkarib dengan babak perempat final.
Jojo belum berhasil “move on” dari hasil terbaik di delapan besar sekaligus dalam pertemuan dengan Lee. Pertemuan sebelumnya di Korea Masters 2015 juga berakhir minor, membuat Lee kini unggul 2-1 dalam catatan pertemuan.
Berbeda dengan Jojo, Anthony berhasil melewati hadangan Wong Wing Ki Vincent asal Hong Kong. Kemangan straight set, 21-19 dan 21-14 membuat Ginting berhasil mengakhiri catatan buruk dalam dua pertemuan terakhir. Hasil ini mengulangi catatan di Hong Kong Open 2015 dan Australia Open 2016. Dengan kata lain ini menjadi semi final super series ketiga bagi Ginting. Apapun hasilnya besok, pekan depan Ginting kembali ke lingkaran 25 besar dunia.
Catatan pertemuan yang seimbang plus peringkat dunia yang tak terpaut jauh membuat pertarungan ini diprediksi berlangsung sengit. Ginting, berperingkat 26 dunia pun sadar bahwa pertarungan menghadapi lawan yang berada di rangking 29dunia itu tidak mudah. Karena itu Ginting berikhtiar “harus lebih berani capek dan siap untuk sukar di lapangan. Lebih berani mengadu di lapangan. Harus lebih baik lah.”
Secara keseluruhan Korea Selatan menjadi pengirim wakil terbanyak di babak semi final. Tak ada satu pun dari lima wakil Negeri Ginseng yang tampil di delapan besar gagal menuai kemenangan. Sayang Indonesia gagal menambah wakil dari nomor ganda campuran. Unggulan tujuh Praveen Jordan/Debby Susanto bertekuk lutut di hadapan “pembunuh” Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yakni pasangan Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai.
Dechapol/Sapsiree menjadi satu-satunya wakil dari Negeri Gajah Putih di empat besar. Harapan pada wakil semata wayang juga dilambungkan Spanyol, Malaysia, Amerika Serikat, Jepang, India dan Taiwan.
N.B
Pertandingan babak semi final akan disiarkan langsung oleh Kompas TV dan Fox Sports. Dumulai pukul 13.00 WIB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H