Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola Wanita Indonesia dalam Kumpulan Terbuang

3 April 2017   13:18 Diperbarui: 4 April 2017   15:26 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AS pun harus merelakan takhta itu kepada penguasa baru. Seperti terurai di fifa.com,hal ini tidaklepas dari performa kurang meyakinkan dalam tiga bulan terakhir baik di laga-laga persahabatan maupun turnamen invitasi. Di posisi ketiga ada Prancis yang nyaris tak pernah beranjak dari tempat tersebut. Jaraknya pun dekat, 36 poin saja. Jarak tipis antara tiga peringkat teratas adalah rekor baru sejak Desember 2004.

Seperti Jerman, Spanyol pun menorehkan catatan tersendiri. Juara Algarve Cup ini berhasil menginjak tangga tertinggi yang pernah diraih, menempati peringkat 13 dengan total 1885. Spanyol berada di belakang Belanda, Norwegia dan Korea Utara di peringkat 10.

Brasil tidak berubah di posisi sembilan. Tim Samba membuntuti Australia yang turun dua peringkat dan Swedia yang bergerak berlawanan dengan Negeri Kangguru itu. Meski tidak signifikan, Inggris naik satu peringkat menggeser posisi Kanada di peringkat empat. Walau berada di peringkat lima nasib Kanada jauh lebih baik dari Italia yang turun tiga peringkat ke peringkat 19.

Di level Asia, tiga negara menghuni 10 besar. China yang berada di peringkat 14 dan Korea Selatan tiga tingkat di belakangnya mengekor di belakang Korea Utara, Australia dan Jepang yang berperingkat tertinggi, 6.

Asia Tenggara? Langsung saja Thailand di peringkat 29 disusul Vietnam di posisi 33. Tetangga sedaratan, Singapura berada di peringkat 92, berada di belakang Malaysia (79). Timor Leste dan Laos sekumpulan dengan Indonesia.

Kembali

Mendapatkan Afganistan, Bhutan dan Azerbaijan berhasil mengatasi kemelut domestik untuk kembali ke jajaran negara-negara berperingkat jelas mencolek hati yang peduli dengan sepak bola Indonesia. Entah apa rasa yang kemudian mengemuka, namun yang pasti harapan yang sama dilambungkan untuk sepak bola putri di tanah air. Kapan timnas wanita Indonesia diakui keberadaannya tidak hanya sebatas anggota saja? Kira-kira demikian inti kegundahan.

Tiga bulan dari sekarang FIFA akan kembali memperbaharuai peringkat yang hasilnya akan diumumkan ke publik pada 23 Juni mendatang. Kita tentu berharap Indonesia sudah kembali mendapat apa yang selayaknya diperoleh. Sebuah bangsa besar dengan lebih dari 240-an juta jiwa dengan populasi terbesar adalah perempuan setidaknya memiliki angka di tabel peringkat.

Memang tidak mudah membangun tim nasional yang tangguh yang tidak hanya sekadar mendapat peringkat. Bila berorientasi rangking semata maka tinggal saja mengagendakan jadwal pertandingan sebanyak-banyaknya. Tapi dari mana datangnya para pemain? Mudah saja. Layangkan surat panggilan ke daerah-daerah, itu pun kalau ada. Bila tidak meminta para pemain futsal berpindah ke lapangan besar. Selesai perkara.

Tetapi yang sedang kita cari bukan itu. Bukan pembentukan tim nasional yang instan di atas kerapuhan pembinaan dan regenerasi. Bukan pula teragendanya pertandingan internasional secara rapi namun jadwal kompetisi domestik amburadul, malah tidak tertata sama sekali karena minim atau bahkan ketiadaan kompetisi.

Belum lama ini terselenggara Invitasi Sepak Bola wanita bertajuk “Piala Putri Nusantara 2017".  Turnamen gagasan PSSI ini dibuat untuk memaknai Hari Perempuan Internasional. Sekitar 10 tim yang mewakili Asprov ambil bagian: Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY Yogyakarta, Papua, Banten, Riau, dan Papua Barat plus empat tim undangan. Sejak 8 hingga 14 Maret turnamen kecil itu bergulir di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, Jawa Tengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun