Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

"The Minions" vs Raksasa Rusia, Duel Juara All England

31 Maret 2017   09:40 Diperbarui: 1 April 2017   06:31 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti prediksi sebelumnya bila tak ada aral menghadang akan ada pertemuan menarik di babak perempat final India Open Super Series. Pertemuan yang dimaksud benar terjadi. Setelah menaklukkan lawan-lawannya di babak kedua, Kamis (30/3) kemarin, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo pun berhadap-hadapan dengan Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov.

Perebutan satu tiket semi final di antara kedua pasangan ini menarik. Marcus/Kevin merupakan unggulan empat, meski berperingkat satu dunia, baru akan menjajal ketangguhan Ivanov/Sozonov dengan tubuh menjulang tinggi. Pertemuan kedua pasangan ini tak ubahnya pertarungan antara “The Minions” menghadapi duo raksasa.

Apakah perjumpaan itu tidak adil? Tentu, tidak. Ini bukan arena tarung bebas yang direkayasa seperti di arena Coloseum. Keduanya sama-sama berada dalam posisi setara. Tidak ada penilaian rasial apalagi fisikal. Dua unsur yang masih juga dijadikan bahan dagelan sudah melebur. Yang mengemuka adalah diktum: keadilan dalam pertandingan tidak semata-mata diukur dari postur tubuh. Faktor lahiriah ini terlampaui oleh semangat kompetisi. Keduanya dengan tahu dan mau bertarung. Dan pertarungan itu difasilitasi secara baik, dan adil sehingga keduanya memiliki peluang sama besar.

Ah, bukan maksud saya berceramah tentang perbedaan yang irelevan itu. Bukan bermaksud menonjolkan perbedaan, karena memang terlampau jelas dilihat, namun hendak mengatakan bahwa pertarungan adil dalam situasi tertentu yang memang tidak adil ini tidak menghalangi peluang menang bagi salah satu pihak.

Ini pertemuan pertama mereka. Pasangan yang diantarai oleh perbedaan tinggi badan yang cukup kentara namun memiliki kualitas yang hampir setara. Ivanov  bertinggi lebih dari 2 meter dan Sozonov yang lebih pendek sekitar 20 cm mengguncang dunia bukan karena postur tubuh raksasa untuk ukuran orang Asia itu. Mereka telah membuktikan kemampuan komplit sebagai pebulutangkis dengan menjuarai All England 2016. Baru setahun kemudian giliran Marcus/Kevin mengambil podium tertinggi yang pernah ditempati wakil Negeri Beruang Merah itu.

Secara prestasi hampir sama meski grafik performa Marcus/Kevin lebih meyakinkan. Sebelum juara All England 2017 keduanya lebih dulu meyakinkan publik dengan empat gelar di tahun 2016. Kini keduanya berjarak 11 tangga di daftar peringkat dunia.

Marcus/Kevin yang bertinggi badan 167 cm dan 170 cm berada di puncak rangking dunia. Pertemuan antara pasangan liliput dan raksasa ini meleburkan segala cemas tentang perbedaan fisis sekaligus menjadi tontonan bagaimana dua pasangan berbeda postur itu beradu.

Marcus/Kevin jelas mengatasi keterbatasan fisik itu melalui permainan cepat dan taktis. Kelenturan menjadi nilai lebih yang memungkinkan keduanya bebas bergerak baik secara horizontal maupun fertikal. Pukulan-pukulan tak terduga Kevin berpadu smes-smes keras Marcus adalah beberapa senjata konkret yang mereka miliki. Rotasi melalui koordinasi yang baik untuk berbagi peran dan mengambil momentum jelas dituntut.

Di pihak sebaliknya wakil Eropa itu juga tidak tinggal diam. Keunggulan postur tubuh jelas membuat keduanya mendapat kemudahan dalam melancarkan smes dan menguasai medan. Rentangan tangan dan langkah kaki yang panjang membuat keduanya tidak harus bekerja lebih keras dan cepat

Namun mengandalkan tinggi badan dan rentangan tangan semata jelas tidak cukup. Ivanov/Sozonov tahu itu. Ivanov tentu akan memaksimalkan kemampuannya dalam menyerang. Lee Yong Dae, mantan ganda nomor satu dunia memiliki kesaksian tersendiri saat berpasangan dengan Ivanov dalam kejuaraan beregu di tanah air. Mantan tandem Yoo Yeon-seong itu mengakui Ivanov memiliki keahlian menyerang yang handal.

Keahlian Ivanov juga pengalaman yang cukup di turnamen-turnamen internasional dan kompetisi tingkat klub di beberapa negara mengimbangi Sozonov yang mampu bertahan dengan baik. Ivanov, 29 tahun dan Sozonov, adalah pasangan yang patut disegani. Bodin Isara/Nipitphon Phuangphuapet dari Thailand dan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi sudah merasakan ketangguhan Ivanov/Sozonov di Siri Fort Indoor Stadium, New Delhi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun