Sebagai gantinya harapan disematkan kepada tiga utusan yakni Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja, Hafiz Faisal/Shela Devi Aulia dan Hendra Tandjaya/Cynthia Shara Ayunidha. Edi/Gloria diharapkan mampu tampil maksimal meski dalam beberapa bulan terakhir kerap berganti pasangan. Terakhir Gloria menjadi tandem Tontowi.
China tampaknya tak ingin melepas gelar di nomor ini. Dua pasang dikirim ke India yakni juara bertahan Lu Kai/Hung Yaqion yang menempati unggulan kedua di belakang Zheng Siwei dan Chen Qingchen. Meski begitu pasangan kawakan Inggris yang dijagokan di tempat ketiga patut diwaspadai, Chris Adcock dan Gabrielle Adcock.
Selai itu ada wakil Malaysia yang sedang menanjak Chan Peng Soon /Goh Liu Ying (4), serta dua wakil Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (5) serta semifinalis tahun lalu yang dijagokan di tempat kedelapan,Bodin Issara/Savitree Amitrapai.
Minus Lin Dan dan Lee Chong Wei
Persaingan di nomor tunggal putra sedikit berkurang dengan absennya pemain nomor satu dunia Lee Chong Wei serta musuh bebuyutannya Lin Dan. Pemain senior dari Malaysia dan China itu kompak mundur dengan alasan yang sama. Mereka ingin bersiap diri secara baik untuk Malaysia Open Super Series Premier.
Seperti dilansir harian Malaysia, The Star,menurut perwakilan pihak Malaysia, Tey Seu Bock, persaingan antara dua pemain senior yang masih haus gelar itu akan memberi warna tersendiri di Kuching, tempat berlangsungnya event super series premier itu.
“Kehadiran Lin Dan dan Chong Wei akan membuat kompetisi tunggal putra lebih menarik di Kuching.”
Absennya Chong Wei membuat dua unggulan teratas dikuasai para pemain Denmark. Jan O Jorgensen dan juniornya, Viktor Axelsen. Pemain yang disebutkan terakhir itu datang dengan motivasi berlipat. Axelsen ingin menebus kegagalan di final tahun lalu dari sang juara asal Jepang, Kento Momota.
Bagaimana wakil Indonesia? Indonesia tidak mengirim satu pun pemain muda. Harapan Indonesia bertumpu pada wakil semata wayang yakni pemain senior Tommy Sugiarto setelah pemain non pelatnas lainnya, Sony Dwi Kuncoro menarik diri. Tommy akan menghadapi para pemain muda yang sedang on fire. Namun tantangan pertama yang harus dilewati adalah dirinya sendiri. Kembali mendapatkan performa terbaik yang mulai hilang seiring memudarnya konsistensi permainannya.
Berbeda dengan tunggal putra, di tunggal putri Indonesia justru memberi tempat kepada para pemain masa depan. Debora Rumante Verehnica dan Lyanny Alessandra Mainaky. Bisa lolos dari babak-babak awal sudah menjadi prestasi tersendiri bagi kedua pemain muda ini.