Marcus/Kevin sepertinya tidak perlu jauh-jauh mencari pembanding atau repot mencari referensi atlet sebagai sumber inspirasi. Tidak hanya soal prestasi, tetapi apa yang saya maksudkan ini adalah menimba hikmah dari contoh buruk menjaga konsistensi.
Praveen Jordan/Debby Susanto, pasangan ganda campuran pernah merasakan apa yang dialami Marcus/Kevin saat ini. Seakan bertukar tempat, bila di tahun 2016 Praveen/Debby bertengger di podium tertinggi All England, tahun ini giliran Marcus/Kevin. Pada 2016 itu Marcus/Kevin baru menjajal turnamen besar sebagai satu pasangan meski hasilnya tidak buruk yakni bisa menembus babak delapan besar.
Di turnamen grand prix gold yang baru berakhir di Swiss pekan lalu, keduanya mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Mereka berhasil lolos hingga ke partai puncak tetapi justru bermain antiklimaks. Gelar ganda campuran melayang ke Thailand. Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai yang mengalahkan Praveen/Debby menjadi satu-satunya negara selain China yang membawa gelar dari Basel. Bila tidak sempurnalah penampilan China di sana.
Itulah Praveen/Debby, pasangan berperingkat delapan dunia yang sedang terserang virus yang gampang menyerang para atlet ummumnya. Tidak semua atlet berhasil memenangkan pertarungan melawan virus tersebut. Justru tantangan terberat itu adalah bagaimana menjaga konsistensi penampilan.
Marcus/Kevin pun sedang dihadapkan pada tantangan yang sama. Memang tak bisa menyangkal kebenaran bahwa lebih mudah merebut daripada mempertahankan gelar. Beban berada di puncak pasti ada. Seperti pohon semakin tinggi semakin keras terpaan angin.
Di sini Kevin/Marcus tertantang menjaga takhta yang tidak lain mengandalkan kemampua mereka sendiri. Menjaga konsistensi permainan, dan menghindarkan diri dari cedera. Selain itu terus mempererat chemistry di antara keduanya, serta mengekplorasi kemampuan untuk mendapatkan teknik-teknik baru serta formula bermain yang berbeda. Ini penting untuk mengantisipasi lawan yang pandai membaca permainan, apalagi yang sudah paham dengan gaya bermain keduanya.
Akhirnya, pernyataan Achmad Budiarto, Sekretaris Jenderal PP PBSI, bisa menjadi kesimpulan. “Mau tidak mau biasanya ini akan jadi beban dan itu harus dikelola dengan baik agar jadi tantangan supaya berbuat lebih baik untuk Indonesia. Sekarang harus menjadi dirinyasendiri dan menjadi inspirasi untuk lainnya.”
N.B
Daftar unggulan ganda putra di India Open 2017:
1. Goh V Shem/Tan Wee Kiong (Malaysia)