Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Marcus/Kevin Wajib Belajar dari Praveen/Debby

24 Maret 2017   13:42 Diperbarui: 24 Maret 2017   13:52 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marcus/Kevin dan trofi All England 2017/badmintonindonesia.org

Marcus/Kevin sepertinya tidak perlu jauh-jauh mencari pembanding atau repot mencari referensi atlet sebagai sumber inspirasi. Tidak hanya soal prestasi, tetapi apa yang saya maksudkan ini adalah menimba hikmah dari contoh buruk menjaga konsistensi.

Praveen Jordan/Debby Susanto, pasangan ganda campuran pernah merasakan apa yang dialami Marcus/Kevin saat ini. Seakan bertukar tempat, bila di tahun 2016 Praveen/Debby bertengger di podium tertinggi All England, tahun ini giliran Marcus/Kevin. Pada 2016 itu Marcus/Kevin baru menjajal turnamen besar sebagai satu pasangan meski hasilnya tidak buruk yakni bisa menembus babak delapan besar.

Praveen/debby/badmintonindonesia.org
Praveen/debby/badmintonindonesia.org
Tetapi kini situasi yang dialami Praveen/Debby berbanding terbalik. Kedua pasangan seperti sulit bukan kepalang mendapatkan kembali performa puncak, alih-alih memburu gelar. All England tahun lalu menjadi gelar terakhir mereka. Tahun ini keduanya langsung terjungkal di babak pertama. Hasil buruk ini melengkapi performa keduanya yang terus menurun selama setahun terakhir.

Di turnamen grand prix gold yang baru berakhir di Swiss pekan lalu, keduanya mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Mereka berhasil lolos hingga ke partai puncak tetapi justru bermain antiklimaks. Gelar ganda campuran melayang ke Thailand. Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai yang mengalahkan Praveen/Debby menjadi satu-satunya negara selain China yang membawa gelar dari Basel. Bila tidak sempurnalah penampilan China di sana.

Itulah Praveen/Debby, pasangan berperingkat delapan dunia yang sedang terserang virus yang gampang menyerang para atlet ummumnya. Tidak semua atlet berhasil memenangkan pertarungan melawan virus tersebut. Justru tantangan terberat itu adalah bagaimana menjaga konsistensi penampilan.

Marcus/Kevin pun sedang dihadapkan pada tantangan yang sama. Memang tak bisa menyangkal kebenaran bahwa lebih mudah merebut daripada mempertahankan gelar. Beban berada di puncak pasti ada. Seperti pohon semakin tinggi semakin keras terpaan angin.

Di sini Kevin/Marcus tertantang menjaga takhta yang tidak lain mengandalkan kemampua mereka sendiri. Menjaga konsistensi permainan, dan menghindarkan diri dari cedera.  Selain itu terus mempererat chemistry di antara keduanya, serta mengekplorasi kemampuan untuk mendapatkan teknik-teknik baru serta formula bermain yang berbeda. Ini penting untuk mengantisipasi lawan yang pandai membaca permainan, apalagi yang sudah paham dengan gaya bermain keduanya.

Akhirnya, pernyataan Achmad Budiarto, Sekretaris Jenderal PP PBSI, bisa menjadi kesimpulan. “Mau tidak mau biasanya ini akan jadi beban dan itu harus dikelola dengan baik agar jadi tantangan supaya berbuat lebih baik untuk Indonesia. Sekarang harus menjadi dirinyasendiri dan menjadi inspirasi untuk lainnya.”

N.B

Daftar unggulan ganda putra di India Open 2017:

1. Goh V Shem/Tan Wee Kiong  (Malaysia)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun