Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Level Turnamen Berubah, Bulu Tangkis Indonesia Kian Tertantang

21 Maret 2017   17:12 Diperbarui: 22 Maret 2017   01:00 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan Inggris tak lepas dari historisitas All England sebagai turnamen tertua di dunia. Meski perkembangan bulu tangkis Inggris tak secemerlang negara-negara kuat lainnya, animo penonton tak menunjukkan tanda-tanda menyusut.

“Kalau All England memang dinilai BWF juga layak masuk level dua, karena selain turnamen tertua, penontonnya juga makin ramai. Sedangkan Tiongkok punya sponsor yang banyak.”

Selain menjadi tuan rumah turnamen bergengsi tersebut, Indonesia tetap mendapatkan kesempatan menghelat turnamen level 4. Selama ini disebut dengan Indonesian Masters. Sejak tahun depan turnamen tersebut naik kelas,sejajar dengan Korea, Malaysia, Singapura, Thailand, Hong Kong dan India. Hadiah minimal pun sudah dipatok: 350 ribu dollar AS.

Di level terakhir, level lima ada cukup banyak negara penyelenggara. Turnamen berhadiah total 150 ribu dollar AS itu akan dihelat di Thailand, Taiwan, India, Korea, Makau, Australia, Selandia Baru, Jerman, Spanyol, Swiss dan Amerika Serikat.

Makin tertantang

Perubahan level turnamen tersebut jelas mendatangkan banyak konsekuensi.Tingkat persaingan di antara para pebulu tangkis kian meningkat seiring gengsi dan ganjaran yang kian menggiurkan. Kecuali total hadiah yang sudah dimaklumkan, ketentuan poin dan persyaratan peserta masih didiskusikan BWF bersama Council Member.

Sambil menanti kelengkapan syarat dan ketentuan, kita sudah bisa menerka banyak kemungkinan yang akan terjadi. Seperti disinggung di atas, tingkat persaingan yang kian meningkat menuntut kerja keras dari setiap atlet.

Peta persaingan yang kian merata yang ditandai tidak hanya oleh jumlah pebulutangkis dan negara peserta, juga hegemoni China yang mulai berkurang sejak Olimpiade Rio tahun lalu, jelas memacu negara-negara lain berlomba-lomba mencetak pebulutangkis. Mendatangkan pelatih, untuk mengatakan “membajak” pelatih dari Indonesia dan negara-negara bertradisi kuat lainnya menjadi salah satu cara untuk membangun bulu tangkis dan menularkan virus prestasi. Thailand, India, dan masih banyak lagi adalah beberapa negara yang kini menggunakan jasa pelatih dari Indonesia. Melengkapi armada pelatih di satu sisi, dipadukan dengan inovasi sistem pembinaan di sisi lain menjadi formula yang dipakai untuk menggenjot prestasi.

Bagaimana pebulutangkis Indonesia dan PBSI menyikapi hal ini? Bila negara-negara lain giat membangun dan serius mengejar ketertinggalan, maka Indonesia tidak bisa hanya berdiam diri. Mungkin saja sistem pembinaan selama ini dihidupi yang sudah menampakkan terang dan gelapnya perlu ditinjau lagi pada beberapa sisi.

Susy Susanty, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi sudah melakukan sejumlah terobosan sejak menduduki jabatan tersebut menggantikan Rexy Mainaky yang kini memperkuat bulu tangkis Thailand. Reformasi staf pelatih terutama di sektor putri yang hanya menghasilkan prestasi yang berjalan di tempat, serta menggalakkan kembali pelatnas pratama sebagai anak tangga menuju pelatnas utama, untuk menyebut beberapa contoh.

Tentu hasil dari terobosan tersebut baru akan terlihat dan bisa dinilai secara objektif setelah diberi cukup waktu. Setidaknya setelah melewati separuh kalender BWF untuk melihat progres dan konsistensi. Selain menanti akhir tahun untuk melakukan evaluasi mendasar, seiring berjalannya waktu evaluasi tersebut sepatutnya terus dilakukan untuk mencambuki para pebulutangkis sekaligus persiapan untuk menghadapi tantangan baru yang menggoda tetapi dengan syarat yang tidak ringan, bahkan jauh lebih sulit. Pada titik ini siapa yang lebih siap dialah yang akan memanen hasilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun