Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sejarah yang Menyertai Marcus/Kevin di Final All England 2017

12 Maret 2017   11:34 Diperbarui: 12 Maret 2017   11:54 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shi Yuqi siap membuat kejutan lagi di final All England 2017/juara.net

Perlahan tetapi pasti , begitulah langkah pasangan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo di All England 2017. Turnamen tertua di dunia yang sedang berlangsung di BarclayCard Arena, Birmingham ini telah memastuki partai puncak. Marcus/Kevin salah satu yang akan berburu gelar super series premier pertama di tahun ini.

Tahun lalu Marcus/Kevin mencuri perhatian. Tiga gelar berhasil diraih masing-masing di India, Australia dan China. Tetapi level ketiga turnamen itu masih di bawah All England, Kejuaraan Dunia dan Olimpiade. Dan sekarang saatnya bagi mereka untuk naik kelas, mengoleksi gelar yang lebih prestisius. Terlepas dari hasil final yang akan dihelat hari ini, Marcus/Kevin akan kembali ke rangking dua dunia yang pernah mereka pijaki pada bulan Oktober tahun 2016.

Lantas bagaimana peluang Marcus/Kevin hari ini? Kemenangan atas Mads Conrad Petersen/Mads Pieler Kolding membuktikan bahwa unggulan lima ini sudah bisa “move on” dari statistik pertemuan yang buruk. Sebelum kedua pasangan bertemu di semi final ini, Marcus/Kevin dua kali bertekuk lutut. Salah satunya terjadi di babak perempat final All England 2015. Saat itu duo Mads menang rubber set 11-21 21-10 dan 13-21.

Tetapi kali ini dalam situasi dan perjuangan yang nyaris sama Marcus/Kevin sukses balas dendam. Hal ini berbeda dengan pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang belum bisa melewati  wakil tuan rumah Chris Adcock/Gabrielle Adcock di babak delapan besar, seperti tahun lalu.

Jujus, Marcus/Kevin benar-benar kewalahan meladeni pasangan Denmark itu di set pertama. Postur tubuh dan daya jangkau wakil Eropa itu begitu memadai sehingga menyulitkan wakil semata wayang Indonesia ini untuk mendapat poin.

Marcus mengakui hal itu.”Mau main gimana juga mereka bolanya dapat terus, masuk terus.” Meski berhasil memberi perlawanan dan menjaga jarak game pertama akhirnya direbut duo Mads, 19-21.

Di game kedua pasangan Denmark itu membuat Marcus/Kevin ketar ketir. Hingga setelah rehat interval pertama lawan masih memimpin dalam kedudukan 10-12. Kesabaran dan ketenangan, seperti yang diperlihatkan di babak-babak sebelumnya, menjadi formula ampuh dalam situasi-situasi sulit.

Perlahan tetapi pasti keduanya mengejar lantas membalikkan keadaan untuk menyamakan kedudukan. Perang di game penentuan tak terhindarkan. Smes keras Kolding benar-benar menguji pertahanan Marcus/Kevin. Begitu juga rotasi mereka yang rapih membuat wakil Indonesia harus ekstra keras mendapatkan poin. Laga berdurasi 69 menit itu akhirnya menjadi milik Indonesia dengan skor akhir 19-21 21-13 dan 21-17.

“Kami bermain cukup tenang dan tidak terburu-buru. Karena Kolding punya smash yang cukup kencang. Dia juga mainnya rapi. Di poin-poin akhir kami main lebih tenang,”beber Kevin.

Satu langkah lagi Marcus/Kevin akan mengukir sejarah. Bila mampu membawa pulang gelar ke tanah air maka keduanya akan menjaga nama Indonesia yang tahun lalu sukses dengan satu gelar melalui ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto. Selain itu mengakhiri hasil kurang meyakinkan dala dua tahun terakhir setelah Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan naik podium tertinggi pada 2014. 

Keduanya pun akan berada dalam daftar panjang para juara sejak Christian Hadinata/Ade Chandra (1972 dan 1973), Tjuun Tjun/Johan Wahjudi (1974, 1975, 1977, 1978, 1979, 1980), Rudy Heryanto/Harimanto Kartono (1981, 1984), Rudy Gunawan/Eddy Hartono (1992), Rudy Gunawan/Bambang Suprianto (1994), Rexy Mainaky/Ricky Subagja (1995 dan 1996), Tony Gunawan/ Candra Wijaya (1999), Tony Gunawan/Halim Haryanto (2001), Sigit Budiarto/Candra Wijaya (2003) hingga 11 tahun kemudian Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (2014).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun