Tulisan ini terdiri dari dua bagian. Semoga Anda tak lelah membaca. Saya merasa penting berbagi pengalaman pertama “gerebek” bersama KPK, yang kali ini menggandeng Danamondan tentu saja Kompasiana. Banyak keseruan dan kejutan terjadi, termasuk seperti disebut di judul tulisan pertama ini. Sasaran akhir adalah seorang pria kekar, tetapi tak muda lagi. Namanya Yusuf, bukan Yusup.
Danamon tepati janji. Menindaklanjuti pertemuan sebelumnya pada awal Oktober tahun lalu sepertipernah saya tulis di sini, salah satu bank swasta terbesar di Indonesia ini pun kembali menggandeng Kompasiana sebagai mitra strategis. Kali ini Danamon menjadi bagian penting di balik keseruan #KPKTrip Eksplorasi Kuliner Bogor pada Sabtu, 4 Maret lalu.
Gandhy Inderayana Sastratenaya, Digital & Online Communication Marketing Head Danamon di Keuken Koffie, Bogor, tegas mengakui hal itu di hadapan puluhan Kompasianer hadir. Tidak sampai di situ. Dalam waktu dekat Danamon akan kembali menggandeng sejumlah komunitas di Kompasiana untuk melakukan kegiatan yang tidak kalah seru. Ditunggu ya.
Bersama 27 Kompasianer, entah yang sudah tergabung dalam Komunitas Kompasianer Penggila Kuliner (KPK) atau pendatang baru, plus perwakilan dari Kompasiana dan Danamon, kami mengawali rangkaian kebersamaan di Stasiun Manggarai. Sejak sebelum pukul 08.30 satu per satu mulai mencapai titik kumpul strategis yang menjadi simpul sejumlah relasi perjalanan commuterline (KRL) baik dari dan menuju ke Jakarta Kota, Bogor, Bekasi dan Jatinegara.
Canda dan tawa langsung menggema setelah cukup banyak peserta terkumpul. Para penumpang di sekitar tampak sedikit terusik. Barang kali dalam hati mereka bertanya dari mana dan siapa gerangan rombongan besar ini. Kaus dengan tulisan besar KPK di dada, ditambah keterangan tambahan di punggung “We Eat We Write” serta tulisan Kompasiana pada baju dan spanduk besar, sedikit banyak menjawab tanya mereka.
Foto bersama mengawali perjalanan kami. Satu per satu dibekali kartu Danamon flazz atau prepaid Danamon . Sejak awal sudah diinformasikan bahwa para peserta akan kebagian kartu flazz sebagai alat pembayaran di KRL. Tetapi saya tidak menyangka kartu yang diperoleh itu berbeda dari biasaya. Betapa tidak, warna merah langsung menarik mata.Logo dan foto pemain Manchester United terpampang jelas di bagian luar. Plus tanda tangan pemain bersangkutan. Wow.
Kartu ini akan melengkapi koleksi pernah-pernik Si Iblis Merah, klub besar dari Inggris Raya itu yang sudah saya lakukan bertahun-tahun lamanya. Bagai mendapat durian runtuh para peserta pun langsung mengabadikan gambar bersama kartu eksklusif itu. Berbagai sudut menarik diambil, entah saat pertama kali melakukan aktivasi pada mesin yang juga berfungsi sebagai pembaca saldo yang tersedia di dekat loket, atau saat tap in di pintu masuk. Kehebohan pun terjadi lagi!
Selain David De Gea, seri khusus ini juga menampilkan wajah striker Wayne Rooney dan gelandang Ander Herrera.Tiga nama besar ini setidaknya mewakili deretan pemain hebat yang menghuni Old Trafford, markas United.
Meski demikian para penggemar United tidak perlu berkecil hati karena pemain idolanya tak menghiasi kartu tersebut. Jumlah kartu yang diproduksi pada edisi pertama ini memang terbatas. Masing-masing hanya tersedia 5.000 kartu. Namun setelah habis terjual, akan diproduksi lagi tetapi dengan desain dan pemain berbeda. Semoga pemain kesayangan Anda bisa hadir juga!
Sebelumnya kerja sama kedua pihak hanya terbatas pada kartu debit dan kredit. Sekarang ekspansi bisnis hingga kartu flazz yang bisa digunakan sebagai pembayaran non tunai untuk berbagai keperluan. Hal ini sejalan dengan seruan Bank Indonesia untuk menggalakkan transaksi non tunai.