Anthony akan menemani dua tunggal putra lainnya yang langsung tampil di babak utama yakni Tommy Sugiarto dan Sony Dwi Kuncoro. Kedua pemain senior ini akan menghadapi lawan yang tidak mudah.
Tommy menghadapi unggulan tujuh dari China, Tian Houwei. Rekor pertemuan lebih berpihak pada wakil Negeri Tirai Bambu itu yang memenangkan tiga dari empat pertemuan keduanya. Termasuk pada pertemuan terakhir di Denmark Open 2014. Saa itu Tommy menyerah dua game langsung, 14-21 14-21.
Seperti Tommy, Sony pun menghadapi ujian berat dari Son Wan Ho. Tunggal Korea Selatan ini djagokan di tempat keempat. Meski demikian Sony, yang berperingkat 22 dunia memiliki modal bagus berkat kemenangan di pertemuan terakhir di babak final Singapura Open 2016. Kemenangan 21-16 13-21 21-14 itu berbuah gelar sekaligus keunggulan dalam rekor pertemuan, 2-1.
Tantangan berat juga akan dihadapi sejumlah wakil Indonesia. Pasangan ganda campuran Alfian Eko Prsetya/Annisa Saufika akan membuka kiprah wakil Merah Putih menghadapi unggulan lima dari China, Lu Kai/Huang Yaqiong. Ini akan menjadi pertemuan pertama kedua pasangan.
Situasi yang sama dihadapi pula Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavanti. Pasangan berperingkat 16 dunia ini akan menantang unggulan tiga dari Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen . Kedua pasangan sudah dua kali bertemu dan kemenangan menjadi milik wakil Denmark itu. Pertemuan terakhir terjadi di Indonesia Open 2016 yang berakhir dengan skor 9 - 21 16 - 21
Berbeda dengan Alfian/Annisa dan Ronald/Melati, dua pasangan ganda campuran andalan akan menghadapi lawan relatif mudah. Juara bertahan Praveen Jordan/Debby Susanto ditantang pasangan Jepang Yuta Watanabe/Arisa Higashino. Praveen/Debby yang kini berada di rangkingking 5 dunia belum pernah bertemu dengan pasanga berperingkat 20 itu.
Begitu juga Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Pasangan yang kembali bersatu setelah “bercerai” sejak awal tahun akan mengawali kiprahnya dengan menghadapi Chi Lin Wang/Chia Hsin Lee (97). Jarak rangking yang terpaut jauh antara Owi/Butet (3) dan wakil Taiwan itu seharusnya terejawantah di lapangan pertandingan.
Pasangan ganda putri Della Destiara Haris/Rosyita Eka PutriSari harus kerja ekstra keras di laga pertama. Unggulan pertama dari Jepang Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi menjadi batu ujian pertama pasangan berperingkat 13 dunia itu. Kemenangan di pertemuan sebelumnya di German Open 2015, 21-19 9-21 21-17, diharapkan menambah kepercayaan diri Della/Rosyita untuk mengukir “keajaiban” di laga ini.
Tunggal putri Fitriani Fitriani pun harus berjuang keras di laga pertama. Sung Ji Hyun dari Korea menjadi lawan pertama pemain berperingkat 29 dunia itu. Peluang Fitriani memang kecil, mengingat posisi Sung sebagai unggulan tiga.Namun tidak ada yang mustahil di lapangan pertandingan.
Berbeda dengan Fitriani, pemain muda Indonesia lainnya Dinar Dyah Ayustine bertemu lawan mudah Natalia Koch Rohde. Dibandingkan pemain Denmark berperingkat 42 dunia itu, Dinar sedikit lebih diunggulkan karena peringkat dunianya yang sedikit lebih baik, tiga strip di atas Natalia.
Wakil-wakil di nomor yang diharapkan berbicara banyak di turnamen tertua di dunia ini juga akan memulai kiprah mereka. Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi bersua Marcus Ellis/Chirs Langridge dari Inggris. Angga/Ricky, unggulan tujuh, berpeluang menang atas pasangan berperingkat 15 dunia yang baru pertama kali dihadapi.