Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Dua Raksasa Bertarung, Semoga Indonesia Tak Jadi Pelengkap Penderita

7 Maret 2017   18:22 Diperbarui: 7 Maret 2017   18:26 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (tengah) peraih emas Olimpiade Rio diapiti peraih medali perak Christina Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (kiri) dari Denmark dan perunggu milik Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan dari Korea /juara.net

PP PBSI menargetkan satu gelar di All England 2017 yang dimulai hari ini, 7 hingga 12 Maret mendatang. Sudah pasti target satu gelar tersebut tidak untuk ganda putri, begitu juga tunggal putra dan tunggal putri. Indonesia menaruh harapan besar pada sektor ganda putra dan ganda campuran yang musim lalu berhasil meraih gelar melalui Praveen Jordan dan Debby Susanto.

Sejak absennya Nitya Krishinda Maheswari yang naik meja operasi pada akhir tahun lalu, pelung ganda putri untuk berbicara banyak di Barclaycard Arena, Birmingham, Inggris kali ini makin tipis. Sulit mengharapkan Grace, sapaan Greysia Polii berjuang sendiri. Waktu yang ada terlalu singkat bagi pemain senior itu untuk mendapatkan tandem yang pas, begitu juga berpadu satu dengan pasangannya saat ini.

Patut diakui Greysia dan Nitya adalah pasangan ganda putri terbaik Indonesia saat ini. Hanya keduanya yang mampu bersaing di jajaran elit dunia. Grace/Nitya pernah berada di rangking dua dunia pada Maret tahun lalu, dan kini posisi mereka melorot lima strip.

Tanpa pasangan peraih medali emas Asian Games Incheon 2014 dan juara Singapura Terbuka 2016 itu  menjadi tantangan tersendiri bagi Grace bersama Rizki Amelia Pradipta dan tiga pasangan lainnya. Seperti Grace dan Rizki, begitu juga Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari, dan dua pasangan “baru” Anggia Shitta Awanda/Apriani Rahayu, Tiara Rosalia Nuraidah/Ni Ketut Mahadewi Istarani tertantang untuk bisa bersaing dengan pasangan-pasangan lainnya.

Sejak awal tahun ini, menyusul absennya Nitya, pelatih ganda putri utama Eng Hian kerap merotasi pemain yang ada di sejumlah turnamen. Tujuannya agar mendapat komposisi yang pas tidak hanya untuk keperluan All England juga turnamen-turnamen bergengsi level super series/premier lainnya.

Sebagai turnamen bergengsi yang diincar setiap pebulutangkis sudah pasti dihuni para pemain terbaik dari setiap negara. Sejak babak pertama peluang mengharapi pemain-pemain unggulan terbuka, apalagi bila pemain kita bukan berstatus unggulan.

Tantangan sejak langkah pertama ini dirasakan Della/Rosyita. Pasangan yang pernah lolos ke babak kedua All England tahun lalu harus menghadapi unggulan tertas. Siapa lagi kalau bukan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi dari Jepang. Berdasarkan peringkat dunia, yang mencerminkan prestasi, Della/Rosyita bukan lawan sepadan peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itu. Namun Della/Rosyita yang kini berperingkat 13 dunia pernah mencatatkan kemenangan atas Misaki/Ayaka pada pertemuan terakhir. Saat itu, di German Open 2015, Della/Rosyita menang rubber set19-21 21-9 17-21.

Tentu cerita pertemuan di hari kedua All England kali ini bisa saja berbeda. Konsistensi Misaki/Ayaka sudah teruji sejak April 2016 saat keduanya melejit ke urutan satu dunia. Sejak menggeser para pemain Tiongkok dari singgahsana, posisi keduanya tak tergeser hingga kini.

Berbeda dengan Della/Rosyita, Anggia /Apriani akan menghadapi lawan relatif mudah yakni Anastasia Chervyakova/Olga Morozova dari Rusia. Namun kejutan bisa saja terjadi bila Anggia yang sebelumnya berpasangan dengan Ni Ketut dan menghuni rangking 14 dunia tak berhasil mempengaruhi tandemnya untuk memanfaatkan momentum.

Begitu juga Greysia/Rizki dan Ni Ketut/Tiara yang akan menantang wakil Denamark yakni Maiken Fruergaard/Sara Thygesen dan Julie Finne-Ipsen/Rikke Soby.

Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (tengah) peraih emas Olimpiade Rio diapiti peraih medali perak Christina Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (kiri) dari Denmark dan perunggu milik Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan dari Korea /juara.net
Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (tengah) peraih emas Olimpiade Rio diapiti peraih medali perak Christina Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (kiri) dari Denmark dan perunggu milik Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan dari Korea /juara.net
Mewaspadai Chen/Jia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun