Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Membongkar Mitos dan Rahasia "Si Mangkok Merah"

7 Maret 2017   14:41 Diperbarui: 7 Maret 2017   14:47 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketakutan sempat menjalar di sejumlah restoran terhadap penggunaan MSG/ Richard Masoner/Cyclelicious/Flickr/CC BY-SA 2.0

Rahasia Si Mangkok Merah

Pertanyaan penting yang belum terjawab adalah apa itu MSG? Mengutip pendapat Dr.Mercola pada lamannya articles.mercola.com, monosodium glutamat adalah garam natrium dari asam glutamat.  Glutamat adalah asam amino yang terjadi secara alami dalam berbagai macam makanan seperti tomat, keju, jamur kering, kecap dan sejumlah buah-buahan dan sayuran, serta air susu ibu. Asam glutamat secara alami ada dalam tubuh kita.

MSG ditemukan oleh prodesior kimia Universitas Tokyo Kikunae Ikeda pada 1908. MSG adalah garam yang paling stabil dan salah satu yang terbaik untuk memberikan rasa “umami”.

Kikunae menemukan rasa itu setelah mengisolasi glutamat dari rumput laut kering yang mana hampir selalu ditemukan dalam setiap masakan Jepang di muka bumi. Saat ditambahkan natrium, salah satu dari dua unsur dalam garam, terbentuklah bubuk monosodium glutamat (MSG)  yang ditambahkan pada makanan seperti kita kenal. Kita mendapatkan MSG dalam bentuk kristal garam yang kemudian juga membuat Kikunae menjadi masyur dan kaya raya.

Kikunae Ikeda mengisolasi glutamat dari rumput laut kombu dan menambahkan sodium untuk menciptakan monosodium glutamat/Mariano Montero/Alamy)
Kikunae Ikeda mengisolasi glutamat dari rumput laut kombu dan menambahkan sodium untuk menciptakan monosodium glutamat/Mariano Montero/Alamy)
Bumbu berbasis MSG milik Kikunea kemudian diberi nama "Ajinomoto" (Aji-No-Moto), kurang lebih berarti “essence of taste” atau “esensi rasa.” Ajinomoto ini lantas mudah ditemukan di lemari-lemari dapur dan melengkapi hidangan masyarakat dunia.

Ajinomoto kemudian dibuat melalui proses fermentasi dengan bahan baku utama tetes tebu pilihan. Berstandar internasional dan dibawah lisensi AJINOMOTO Tokyo sebagai perusahaan pertama yang memproduksi penyedap rasa sejak 1909.

Bagaimana bisa Ajinomoto mendatangkan rasa berbeda, padahal terbentuk dari asam amino? Bila kita mencecap masakan yang dicampur Ajinomoto jelas ada rasa berbeda. Rasa yang gimana-gimana gitu. Bahkan tanpa Ajinomoto terasa ada yang hilang. Ada rasa lain selain dari empat rasa utama seperti manis, asin, asam dan pahit yang selalu dirindukan. Benar seperti namanya sebagai “esensi rasa” rasa utama” yang melampaui rasa-rasa lainnya.

Jawabannya jelas “umami.” Secara bebas kata bahasa Jepang itu diterjemahkan sebagai “gurih”, selain dari empat rasa utama. Rasa ini langsung terasa seper sekian detik setelah dicampur dalam makanan. Diberikan dalam takaran yang pas kelezatan makanan bukan lagi sesuatu yang asing. Rasa nikmat dan pas menguasai indra perasa yang membut kita bersemangat dan siap menghabiskan makanan.

Setidaknya pengalaman ini yang saya alami. Selain kepiawaian ibu meracik dan meramu berbagai bumbu, campur tangan Ajinomoto jelas tak bisa dinafikan. Ia membuat masakan ibu selalu menari-nari dalam ingatan dan abadi dalam kenangan. Setiap kali makan, apalagi bila mendapatkan rasa yang berbeda yang tak berterima di lidah, langsung terbayang masa-masa indah dulu, saat cinta ibu dan Si Mangkok Merah berpadu menghadirkan santapan yang nikmat. Ah, memang lezat....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun