Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Telkom 3S, Industri Kreatif dan Nawacita Jokowi-JK

28 Februari 2017   23:03 Diperbarui: 28 Februari 2017   23:06 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satelit Telkom 3S sukses saat peluncuran/Kompas.com

Generasi millenial yang mendominasi demografi penduduk Indonesia saat ini bisa terlecuti dengan peluang besar dalam industri kreatif itu. Peluang business to business seperti desain, konten digital, pengembangan perangkat lunak, pemasaran dan periklanan dengan memanfaatkan platform digital begitu besar.

Saat ini Indonesia memiliki sejumlah kota pusat inkubasi ICT yang dikembangkan oleh Telkom untuk melengkapi ekosistem kreatif digital. Kita mengenal ada Bandung Digital Valley dan Jogja Digital Valley. Tujuannya adalah meningkatkan akselerasi pengembang untuk games, musik, animasi, dan layanan perangkat lunak. Kedua tempat itu, yang juga akan memberikan pengaruh kepada daerah sekitar, akan mewadahi developer potensial dan perusahaan untuk menyediakan konten kreatif yang akan ditawarkan melalui jaringan online dan offline yang dimiliki Telkom di seluruh Indonesia hingga ke mancanegara.

Bandung Digital Valley adalah sebuah inkubator yang didirikan PT Telkom untuk para institusi, UKM maupun startup untuk mengembangkan produk mereka/students.telkomuniversity.ac.id
Bandung Digital Valley adalah sebuah inkubator yang didirikan PT Telkom untuk para institusi, UKM maupun startup untuk mengembangkan produk mereka/students.telkomuniversity.ac.id
Iklim dan ekosistem yang sudah terbentuk ini tentu akan menstimulus industri kreatif di tanah air. Manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh kalangan tertentu, tetapi juga demi kemajuan bangsa.

Bila industri kreatif tersebut sedang tumbuh dan belum sepenuhnya menjangkau seluruh wilayah Indonesia, kehadiran aplikasi kekinian bernama CashCoop misalnya, menjadi salah satu contoh bahwa dampak lain dari perkembangan ICT bisa dirasakan manfaatnya secara lebih luas.

Apliasi ini merupakan penerapan dari financial technologi (fintech) yang saat ini sedang merasuk perbankan untuk juga menyasar koperasi-koperasi. Tujuannya tidak hanya melindungi koperasi dalam persaingan dengan perbankan yang jelas lebih kuat baik dari segi keuangan maupun teknologi informasi. Juga sebagai bentuk penerapan sumber daya teknologi informasi yang mudah diakses oleh masyarakat melalui jaringan koperasi inklusif  

Aplikasi ini memainkan fungsi sebagai sistem pembayaran untuk koperasi, pembelian (pulsa, token listrik dan penjualan online) serta transfer. Dengan demikian manfaatnya bisa dirasakan baik oleh Koperasi maupun para anggotanya untuk berbagai keperluan mulai dari pembayaran tagihan telepon, air, TV kabel,listrik hingga pembelian tiket kereta api dan pembayaran iuran BPJS Kesehatan.

Pemenuhan Nawacita

Gambaran kecil di atas menjadi jelas betapa besar manfaat yang diperoleh dari ketersediaan sistem komunikasi yang baik. Tentu saja manfaat tersebut akan semakin besar dengan kehadiran Telkom 3S sebagai tulang punggung,selain serat optik, untuk menjangkau hingga ke seluruh wilayah Nusantara.

Hal ini dengan sendirinya membantu pemerintah mewujudkan Nawacita atau 9 agenda prioritas Joko Widodo-Jusuf Kalla. Telkom 3S semakin memperkuat sistem keamanan nasional dan pembangunan pertahanan untuk melindungi warga negara (poin satu). Selain itu mampu meningkatkan produtivitas dan daya saing di tingkat global (poin 6). Tak kalah penting sebagaimana termaktub dalam poin 3, “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.”

Dalam kekaguman akan Telkom 3S beserta manfaat besar yang menyertainya, terbersit sejumlah pertanyaan sederhana.Mengapa Indonesia harus membeli satelit yang sudah berjumlah 18 buah itu dari negara lain? Kapan Indonesia bisa melahirkan satelit secara mandiri?

Dengar-dengar perekayasa Indonesia sudah mampu membuat satelit mikro. Semoga suatu saat mampu mengkreasi satelit komunikasi. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun