Selain manfaat yang diperoleh lebih besar, kehadiran Telkom 3S juga bertujuan mengoptimalkan izin satelit di kapling yang ada. Sebelumnya Persatuan Telekomunikasi Internasional (ITU) sudah memberikan izin satelit untuk kapling 118 derajat BT untuk 36 transponder C-band dan 13 transponder Ku-band. Namun Telkom 2 hanya memiliki 24 transponder C-band standar. Bila tidak dipakai maka izin itu bisa dicabut dan diberikan kepada negara lain.
Pada 6 Agustus 2012, Satelit Telkom 3 diluncurkan dari Bandar Antariksa Baikonur, Kazakhstan. Sayang peluncuran tersebut gagal. Lima tahun kemudian PT Telkom mengganti Telkom 3 dengan Telkom 3S yang sedang  mencapai orbit.
Peluang Industri Kreatif
Menurut Ketua Asosiasi Satelit Indonesia Dani Indra Widjanarko, seperti dilansir Kompas,fungsi utama satelit telekomunikasi di Indonesia masih sama. Selama kurang lebih 40 tahun satelit memainkan peran sebagai media komunikasi jarak jauh.
Indonesia adalah negara kepulauan dengan topografi menantang, terdiri dari banyak pulau dan pegunungan. Kontur alam Indonesia seperti ini jelas menyulitkan sistem komunikasi teresstrial maupun serat optik yang juga sedang digalakkan. Sehingga dengan satelit kesenjangan sistem telekomunikasi dan informatika (TIK) daerah-daerah terdepan, terluar dan terpencil (3T) bisa diatasi.
Terus terang untuk saat ini, saban hari saat musim liburan tiba, saya masih merasakan kesulitan komunikasi dari dan ke salah satu pulau di Nusa Tenggara Timur. Tidak hanya di tempat asal saya itu, masih banyak daerah lain yang belum terjangkau TIK yang memadai, sehingga masyarakat setempat memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi dan mendapatkan informasi jarak jauh.
Salah satu peluang besar yang bisa dimanfaatkaan adalah di industri kreatif digital.Saat ini gairah kreativitas anak muda Indonesia khusunya untuk menciptakan bisnis rintisan (startup) semakin mewabah. Banyak perusahaan startup dalam berbagai bidang bermunculan bak jamur di musim hujan.
Kehadiran internet memberikan sumbangsih besar baik dalam hal komunikasi maupun pemanfaatan perangkat pintar untuk menghidupkan bisnis startup tersebut. Dimulai dengan Go-Jek, perusahaan transportasi berbasis aplikasi yang kemudian muncul varian sejenis, yang memberikan kemudahan layanan kepada penumpang, dan manfaat kepada pengendara (driver).
Selain itu bisnis e-commerce atau e-dagang dengan Tokopedia sebagai salah satu contoh sukses baik kepada perusahaan tersebut maupun kepada Toppers atau para pemilik merchant di perusahaan yang didirikan oleh William Tanuwijaya itu.
Di samping itu ada Bridestory yang juga sukses besar karena peran pentingnya dalam menjebatani pemilik jasa serba-serbi pernikahan, di antaranya dengan membuat biaya promosi menjadi lebih murah. Ada juga RuangGuru, startup di bidang pendidikan yang menghubungkan guru (privat) dengan muridnya melalui medium digital.
Peluang yang ditawarkan oleh perusahan-perusahaan e-dagang dan  marketplace lain menunjukkan bahwa masih ada ruang besar bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan manfaat dan untung dari perkembangan dan kemudahan sistem telekomunikasi dan teknologi itu.