Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Leicester Sudah Terlahir Kembali Tanpa Ranieri?

28 Februari 2017   16:31 Diperbarui: 1 Maret 2017   02:00 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Liverpool usai dibekuk Leicester/espnfcasia.com


Banyak judul besar menyambut kemenangan Leicester City 3-1 atas Liverpool, Selasa (28/2) dini hari tadi. Salah satunya seperti yang diberikan espnfcasia.com dengan tanpa “sudah” dan “?” pada tulisan ini. Kemenangan kawanan Rubah Biru di kandangnya, King Power Stadium itu dianggap sebagai titik balik setelah melewati lebih dari separuh musim ini dengan hasil mengecewakan.

The Foxes seperti terlahir kembali setelah terjun bebas dari singgahsana Liga Primer Inggris yang ditempati musim lalu menuju jurang degradasi. Jamie Vardy yang menyumbang dua gol dalam laga ini seperti kembali menjadi Vardy yang dulu. Vardy yang musim lalu benar-benar menakutkan, tetapi kemudian redup tak lama berselang dengan hanya mencetak sebiji gol dalam 18 laga terakhir.

Begitu juga satu gol tambahan Daniel Noel "Danny" Drinkwater lebih dari cukup membuat sang gelandang mendapatkan kembali kekagumannya. Dan Leicester seperti mendapatkan kembali sisa-sisa pesona sebagai Cinderella yang Mei lalu benar-benar membuat seisi dunia berdecak kagum, dan ragu akan kebenaran dongeng tersebut seperti menguap seketika.

Setidaknya tiga gol ini menebus paceklik gol, tepatnya nirgol sepanjang tahun ini. Sejak malam tahun baru, keran gol Leicester seperti tertutup rapat, berpelukan dengan kemenangan yang juga tak pernah didapat.

Patut diakui performa Leicester dalam laga ini mengingkatkan kita akan kejayaan mereka musim lalu. Armada yang diturunkan di laga ini sebagian besar adalah barisan pemenang musim lalu. Dan hanya sedikit perubahan di antaranya  Wilfred Ndidi yang mengisi kekosongan lini tengah yang ditinggalkan N'golo Kante.

Ndidi mampu mengambil bagian secara pas dalam orkestra tim yang bergerak cepat saat menyerang dan sigap dalam bertahan. Dominasi dan serangan bertubi-tubi Liverpool secara efektif dimentahkan oleh pertahanan rapat para pemain Leicester. Sebaliknya, laga baru berjalan 12 detik Vardy sudah langsung mengancam. Tak lebih dari 20 menit pertama, setidaknya tiga kali gawang Simon Mignolet diteror. Namun delapan menit berselang kedigdayaan kiper timnas Belgia itu runtuh. Kecepatan Vardy melewati Joel Matip dan Lucas Leiva, membuatnya dengan mudah menuntasan umpan terobosan Marc Albrighton.

Gol pertama Vardy setelah paceklik selama 603 menit itu kembali berlanjut di paruh kedua.Tandukan memanfaatkan umpan silang cantik Christian Fuchs membuat Mignolet tak berkutik. Beberapa perubahan yang dilakukan pelatih Liverpool, Jurgen Klopp terlihat tak berarti.

Gol Vardy melengkapi sepakan voli Drinkwater di menit 39, yang membuat Liverpool tak bisa lagi mengejar dan hanya bisa mendapatkan gol hiburan dari Philippe Coutinho delapan menit setelah Vardy mengukir brace.Si Merah berusaha mengejar dengan meningkatkan intensitas serangan, tetapi situasi tidak semudah yang dibayangkan. Absennya Jordan Henderson semakin terasa pengaruhnya.

Di tribun VIP, di balik kotak kaca istimewa, Vichai Srivaddhanaprabha tersenyum lebar. Entah apa arti semua itu. Bisa saja rasa lega langsung menyeruak dari rongga dada sang bos besar mendapati kenyataan bahwa perlahan-lahan klub kepunyaannya telah meninggalkan zona merah. Rasa malu sebagai juara bertahan mulai tersaput, berganti keyakinan bahwa masih ada harapan untuk mengakhiri kompetisi secara terhormat.

Seisi King Power Stadium larut dalam kemenangan. Ada nyanyian harapan terucap jelas di ujung laga. Meski demikian tak bisa hilang dari pandangan beberapa penggemar masih menyimpan kenangan pada Claudio Ranieri. Mereka seperti masih merasa tak puas, seperti orang kebanyakan, dan bisa saja masih tersimpan sakit hati, seperti pelatih malang yang kurang dari sepekan lalu ditendang pria berkuasa dari Thailand itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun