Tim putri Mutiara Cardinal mencetak sejarah di panggung tuarnamen Superliga Badminton 2017. Tim asal Kota Kembang ini keluar sebagai juara usai menumbangkan Berkat Abadi Banjarmasin. Bermain di DBL Arena Surabaya, Sabtu (25/2) siang, anak asuh Umar Djaidi menang meyakinkan, 3-0 atas tim debutan dari Kalimantan Selatan itu.
Gelar pertama Mutiara Cardinal ini tidak diperoleh dengan mudah. Penantian panjang selama 10 tahun keikutsertaannya di pesta antarklub terakbar di Indonesia baru terbayar saat ini. Prestasi terbaik sebelumnya adalah mencapai babak semi final.
Istimewanya, Mutiara Cardinal menang tanpa diperkuat satu pemain asing pun. Hal ini berbeda dengan klub-klub lain, salah satunya Berkat Abadi yang dihadapi di laga pamungkas hari ini.
Hanna Ramadini hanya butuh waktu 33 menit untuk membuka keunggulan Mutiara. Menghadapi Zhang Beiwen, pemain Amerika Serikat kelahiran Tiongkok, pemain berusia 22 tahun ini menang straight set 21-15 dan 21-10. Zhang, 26 tahun, tidak tampil maksimal lantaran mengalami cedera. Ia nyaris mundur di tengah pertandingan.
Sebetulnya situasi serupa terjadi juga pada Hanna. Remaja kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat itu mengalami keseleo di pertandingan sebelumnya. Umar hampir tidak menurunkan Hanna di laga ini. Namun keputusan berubah jelang pertandingan setelah mendapatkan rekomendasi positif dari sang pelatih.
“Semalam kami sudah memutuskan, tetapi tadi pagi pelatihnya mengatakan kalau Hanna siap turun,” tandas Umar.
Pemain muda Mutiara kembali unjuk gigi di partai kedua. Dengan sedikit perubahan, Mutiara menurunkan pasangan Yulfira Barkah/Tiara Rosalia Nuraida. Saat mengalahkan Tjakrindo Masters di semi final, Yulfira turun sebagai ganda kedua berpasangan dengan Suci Rizki Andini.
Perubahan formasi ini membuahkan hasil. Yulfira, 19 tahun dan Tiara, 23 tahun, berhasil mengungguli pemain senior dan sarat pengalaman Greysia Polii yang berpasangan dengan Rizki Amelia. Yulfira/Tiara menang atas para senior itu dua game langsung 15-21 dan 14-21 dalam waktu 45 menit.
Gregoria Mariska, tunggal putri berusia 17 tahun sukses menyempurnakan penampilan Mutiara Cardinal. Menghadapi Yip Pui Yin asal Hong Kong, pemain masa depan Indonesia itu tampil klimaks. Remaja kelahiran Wonogiri menang dua game langsung dalam tempo 40 menit dengan skor 21-18 dan 21-18. Kemenangan Jorji, sapaan Gregoria, sekaligus memastikan gelar juara menjadi milik Mutiara Cardinal.
“Hasil ini sangat tidak terduga, sama sekali nggak menduga bisa menang 3-0, bisa dibilang menang mudah, diluar dugaan. Awalnya kami pikir skornya akan 3-2, jadi kami main lepas saja,” ungap Umar setengah tak percaya.
Kesukses Mutiara Cardinal adalah kado spesial bagi bulu tangkis Indonesia. Hasil baik ini memberi harapan bagi masa depan sektor putri Indonesia yang tengah dirundung paceklik prestasi. Para pemain putri seperti Hanna, Gregoria, Yulfira, dan Tiara adalah bibit-bibit muda yang siap berkembang menjadi pemain hebat di masa datang.
Performa bagus Mutiara tak lepas dari peningkatan peningkatan pembinaan dari tahun ke tahun. Diakui Umar, sejumlah jebolan Mutiara Cardinal kini menghuni Pelatnas dan rangking mereka pun terus beranjak naik.
Sekiranya torehan prestasi para pemain Mutiara semakin menyemangati pembinaan sektor putri di tanah air. Tidak hanya di tingkat klub, tetapi juga pelatnas. Di samping itu, hadirnya Berkat Abadi hingga mencapai babak final mampu membawa angin segar bagi pembinaan bulu tangkis di daerah-daerah.
Bagi Hanna dan kolega turnamen selama sepekan ini bisa menambah pengalaman pribadi dan jam terbang pertandingan beregu. Hadiah sebesar 60.000 dollar Amerika Serikat adalah bentuk apresiasi atas perjuangan keras memenangkan persaingan di antara 9 tim lainnya. Lebih dari itu hadiah tersebut mesti menjadi stimulus untuk terus memacu diri dan meningkatkan prestasi. Turnamen ini tak ubahnya noktah kecil dari sebuah garis yang membentang panjang di depan sana.
Setelah ini masih ada agenda-agenda pelatihan dan pertandingan. Para pemain muda itu tidak boleh berpuas diri dengan hasil ini, tetapi terus mengejar kesempatan untuk tampil di turnamen-turnamen akbar. Dalam waktu dekat akan dihelat turnamen tertua di dunia All England pada awal Maret mendatang. Itulah kesempatan emas yang harus dikejar dan dimenangkan, tidak hanya oleh Hanna dan teman-teman, juga untuk para pemain putri Indonesia lainnya.
Selamat kepada Mutiara Cardinal, kemenangan bagi bulu tangkis Indonesia!
N.B
Hokuto Bank dari Jepang akhirnya merebut posisi ketiga setelah mengalahkan Tjakrindo Masters dengan skor 3-2.
Hasil pertandingan babak final beregu putri, Mutiara Cardinal Bandung vs Berkat Abadi (3-0) :
Hanna Ramadini vs Zhang Beiwen 21-15, 21-10
Tiara Rosalia Nuraidah/Yulfira Barkah vs Rizki Amelia/Greysia Polii 21-15, 21-14
Gregoria Mariska Tunjung vs Yip Pui Yin 21-18, 21-18
Suci Rizki Andini/Maretha Dea Giovani vs Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris tidak dimainkan
Hera Wenifanetri vs Hera Desi Ana Rachmawati tidak dimainkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H