Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ibrahimovic, Berlian di Tangan Mourinho

24 Februari 2017   19:52 Diperbarui: 25 Februari 2017   18:00 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zlatan Ibrahimovic/GettyImages/BBC.com

Dalam rentang usia seperti sekarang ini selalu ada kemungkinan yang terjadi pada Ibra. Ia bisa saja bertahan untuk satu atau dua tahun, tetapi rentang waktu tersebut adalah “anugerah” yang perlu dimanfaatkan Mou sebaik mungkin.

Selama berkarir sejak di Belanda bersama Ajax hingga Barcelona pada rentang waktu 2004 hingga 2011, Ibra tidak pernah kehilangan satu gelar pun. Gelar-gelar tersebut pun tidak datang dengan sendirinya dan ia tidak merayakan hasil kerja pemain lain. Ibra turut andil untuk setiap prestasi itu.

Sebagian dari prestasi Zlatan Ibrahimovic. Paling kanan adalah trofi Community Shield, gelar perdana bersama Manchester United/BBC.com
Sebagian dari prestasi Zlatan Ibrahimovic. Paling kanan adalah trofi Community Shield, gelar perdana bersama Manchester United/BBC.com
Dan di United, Ibra tidak menunjukkan diri sebagai senior yang perlu dilayani. Kebesaran masa lalunya adalah bagian dari sejarah yang terus dihayati dalam perjuanan sehari-hari. Tengok saja torehan gol Ibra di atas.

Itu menunjukkan bahwa Ibra terus bekerja. Jam terbang setinggi itu sungguh istimewa untuk pemain seusianya. Itu prestasi, harus diakui. Bahkan ia bisa bersaing dengan kapten Leicester City Westley Nathan "Wes" Morgan yang memiliki menit bermain terbanyak di Liga Primer Inggris.  Seandainya usia Ibra sedikit lebih muda, bisa saja menit bermainnya melampaui pemain Inggris kelahiran Jamaika berusia 33 tahun itu.

Di lapagan Ibra terus bergerak. Ia tidak hanya menunggu di kotak penalti akan datangnya umpan dan assist dari rekan-rekannya. Ia turut bekerja keras menciptakan ruang dan membuka peluang. Ia menjelajahi tak kurang dari 9 kilometer setiap 90 menit pertandingan. Daya jelajah yang tinggi untuk seorang striker pekerja keras seperti dilakukan Alexis Sanchez untuk Arsenal.

Kerja keras itu berbanding lurus dengan produktivitasnya. Fisik yang prima dan mental pekerja keras seperti ini untuk pemain veteran menjadikannya istimewa. Lebih istimewa lagi, torehan golnya di pentas domestik menempatkannya di atas pemain senior lainnya di lima liga top Eropa. Dengan 15 gol di Liga Primer Inggris, koleksi gol Ibra nyaris separuh dari perolehan gol striker Atletic Bilbao Aritz Aduiriz (36) dan ujung tombak Real Betis, Ruben Castro (35). Aritz dan Ruben, dengan segala perjuangannya, telah mengemas 8 gol di La Liga.

Dari gol-gol itu Ibra turut mengangkat United ke urutan enam klasemen dengan total 48 poin, tertinggal satu poin dari Liverpool dan 12 poin dari Chelsea di puncak. Musim ini belum berakhir. Jalan masih panjang bagi Ibra untuk mengulangi kesuksesan seperti di klub-klub sebelumnya.

Alan Shearer, pemilik 30 gol bagi timnas Inggris mengaku bahwa dirinya hanya sanggup bermain hingga mendekati usia 36 tahun. Seperti ditulisnya di BBC.com,sekaligus menjadi referensi tulisan ini, pria yang kini berusia 46 tahun itu bersaksi bahwa menjaga performa di usia seperti Ibra tidak mudah. Rasa lapar untuk bermain harus dibayar dengan pengelolaan tubuh yang mumpuni. Bila ingin terus prima, tentu Ibra tidak bisa terus memaksa diri untuk mendapatkan jam bermain lebih. Ada batas-batas yang harus disadari.

Pada titik ini peran seorang manajer atau pelatih itu penting. Dibutuhkan pelatih yang memahami situasi sang pemain dan mengerti bagaimana harus memanfaatkannya. Keseimbangan antara istirahat dan menit bermain harus dijaga.

Dan sepertinya Mourinho adalah pelatih yang paham dan tahu akan kebutuhan Ibra. Ia adalah manajer yang bisa mengakomodasi hasrat dan kenyataan sang pemain.

Membangun rantai kerja sama tim itu penting agar Ibra tidak harus dipaksa bekerja keras.Soliditas dan saling memahami antarpemain untuk membangun rantai kerja sama dalam setiap pertandingan. Sehingga Ibra bisa lebih fokus pada tugas utamanya di depan gawang. Biarlah para pemain yang lebih muda menjalankan tugasnya, bila perlu sedikit membantu Ibra.

Perlahan-lahan, seiring hasil baik yang datang adalah buah dari membaiknya kinerja United. Trofi Piala Liga Inggris sudah di depan mata, yang akan beradu dengan Southampton di partai final, serta gelar Liga Europa dan Liga Inggris (?) yang masih mungkin dicapai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun