“Di game pertama dan kedua, kami sempat terbawa permainan lawan yang cepat. Namun di game ketiga kami maksa untuk main di pola kami, mainnya lebih mengatur penempatan bola satu demi satu, makanya kami bisa menang,” beber Rosyita usai laga seperti dikutip dari badmintonindonesia.org.
Terlepas dari strategi teknis yang mereka mainkan, seperti pengakuan Rosyita sebelum tampil di delapan besar, peran penting Grace tak bisa ditampik. Senioritas Grace menyata dalam menghadapi situasi-situasi genting yang kadang membuat para pemain junior tegang dan kehilangan arah.
“Tadi banyak dibimbing sama Kak Ge, dikasih tahu untuk fokus, ditenangin. Jadi, saya tahu mau mengambil keputusan apa dalam keadaan seperti itu,” tandas Rosyita.
Perpaduan keduanya kembali diuji pasangan Tiongkok di semi final, Chen Qingchen/Jia Yifan. Chen/Jia jauh lebih muda dari Greysia, bahkan dibanding Rosyita. Meski demikian pasangan yang berusia di bawah 20 tahun itu telah menorehkan prestasi impresif di tingkat dunia. Chen/Jia merupakan juara super series finals tahun lalu.
Menghadapi Chen/Jia yang sangat ekplosif dan tangguh, sebagaimana para pemain Tiongkok umumnya, peran Greysia amat dibutuhkan. Diperlukan strategi tertentu untuk meredam agresivitas Chen/Jia, termasuk belajar dari pengalaman Greysia saat menghadapi pasangan masa depan Tiongkok itu.
“ Saya sudah tahu permainan Chen/Jia seperti apa, mudah-mudahan bisa menang lagi,” aku Grace sebelum menghadapi unggulan satu itu.
Empat wakil lain
Greysia/Rosyita menjadi harapan satu-satunya sektor putri di turnamen ini. Sebelumnya Tiara Rosalia Nuraidah/Rizki Amelia Pradipta menyerah di tangan jagoan tuan rumah Sapsiree Taerattanachai/Puttita Supajirakul. Satu pasangan lain Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi mengundurkan diri.
Secara keseluruhan Indonesia menaruh harapan pula pada empat wakil lainnya.Pasangan ganda campuran Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika, pasangan ganda putra Berry Angriawan/Hardianto, dan dua tunggal putra yang akan saling berhadapan yaitu Tommy Sugiarto dan Anthony Sinisuka Ginting.
Anthony ke semi final setelah membekuk wakil Tiongkok Zhao Junpeng, dengan dua game langsung, 21-16, 21-16. Sebelumnya pemain 20 tahun itu juga menggasak wakil Tiongkok lainnya yang merupakan unggulan dua Huang Yuxiang, 19-21, 21-15, 21-12.
Tommy dan Anthony sudah pernah bertemu yakni di Vietnam Open 2015. Saat itu Tommy menang straight set 21-14 dan 21-19. Laga ini bakal berlangsung sengit meski Tommy lebih diunggulkan di tempat ketiga ketimbang Anthony di urutan 10.