Menyebut nama Thailand, ingatan publik Indonesia tentu langsung tertuju pada final Piala AFF 2016. Masih hangat dalam kenangan pada pertengahan Desember lalu, kekalahan 2-0 di kandang Thailand yang membuat kemenangan 2-1 di tanah air sia-sia untuk menjadi juara Asia Tenggara.
Di tingkat regional kekuatan sepak bola Thailand memang tak tertandingi. Namun kekuatannya tidak hanya pada cabang paling populer di dunia itu. Di cabang-cabang lain pun setali tiga uang. Bahkan kini Thailand mulai menyaingi bahkan dalam beberapa aspek mengungguli prestasi bulu tangkis Indonesia.
Di sektor putri harus diakui Thailand maju pesat dan prestasinya sudah melampaui Indonesia. Thailand sudah memiliki ratu bulu tangkisnya yakni Ratchanok Intanton. Selain pemain muda yang pernah bertengger di urutan satu dunia, ada Busanan Ongbamrungphan, Porntip Buranaprasertsuk dan Nitchaon Jindapol di lingkaran 16 besar dunia. Setelah generasi Lindaweni Fanetri yang baru saja mengundurkan diri dari Pelatnas, di nomor ini Indonesia baru mengorbitkan para pemain muda seperti Fitriani Fitriani (29), Dinar Dyah Ayustine (32), dan Hanna Ramadini (38).
Di nomor ganda Indonesia masih beruntung memiliki Greysia Polii dan Nitya Krishinda Maheswari yang berada di lima besar dunia. Thailand sudah memiliki dua pasang di lingkaran 11 dunia yakni Puttita Supajirakul/SapsireeTaerattanachai dan Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai. Rangking kedua pasangan Gajah Putih itu berada dua strip di atas Della Destiara Haris/ Rosyita Eka Putri Sari dan Anggia Shitta Awanda Mahadewi/Ni Ketut Istirani di peringkat 15 dunia.
Di sektor lain, pelan-pelan beberapa nama pemain Thailand mulai diperhitungkan. Bodin Isara/Savitree Amitrapai (10) dan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (12) di ganda campuran dan Tanongsak Saensomboonsuk (11). Rangking tunggal putra senior yang disebutkan terakhir itu lebih tinggi dari para pemain Indonesia seperti Jonathan Christie (19) dan Tommy Sugiarto (20).
Meski hanya bertaraf grand prix gold Thailand tentu akan membuka keran lebar-lebar bagi para pemainnya untuk bersaing dengan para pemain top dunia. Seperti Thailand, Indonesia pun memanfaatkan Nimibutur Stadium sebagai kesempatan untuk mendulang poin dan merebut total hadiah 12 ribu USD itu.
Di nomor tunggal putri yang mana Busanan menjadi unggulan pertama Pelatnas PBSI tidak memiliki utusan. Sebagai gantinya, dari 27 pemain Pelatnas yang ambil bagian, Indonesia menurunkan sebagian besar pemain terbaik di nomor-nomor lain, termasuk beberapa pasangan baru.
Di tunggal putra ada Ihsan Maulana Mustofa, Jonathan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Muhammad Bayu Pangistu dan Firman Abdul Kholik. Para pemain muda itu didampingi para pemain senior dari jalur profesion yakni Tommy Sugiarto dan Sony Dwi Kuncoro.
Tommy yang ditempatkan sebagai unggulan ketiga, menyusul Jojo, sapaan Jonathan di belakangnya akan bersaing dengan pemain tuan rumah Tanongsak Saesomboo yang dijagokan pada tempat pertama.
Di pertandingan pertama Tanongsak ditantang pemain muda Indonesia kelahiran Bandung tahun 1991, Andre Marteen. Jojo menghadapi pemenang di babak kualifikasi. Sementara Ihsan (9) dan Firman (16) menghadapi para pemain tuan rumah yakni Noppanai Singrueang dan Suppanyu Avihingsan.