“Masih banyak yang dibenahi, fisik, fokus atau konsentrasi, juga teknik yang mana tiap-tiap individu pemain berbeda-beda,”beber Meme.
Dengan ini menjadi tugas pelatih dan pemain untuk terus berbenah. Bukan mustahil dengan pendampingan yang intensif dan pemberiaan kesempatan bertanding yang lebih mereka mampu bersaing dengan para pemain tunggal putri lainnya dari negara-negara yang saat ini bertaji di sektor ini seperti Tiongkok, Jepang, India, Korea Selatan, hingga Malaysia dan Taiwan.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Olahraga PBSI, Susy Susanti optimis dengan masa depan sektor ini. Peraih emas Olimpiade Barcelona 1992 yang juga baru bertugas di pos tersebut melihat sudah ada tanda-tanda baik sejauh ini.
Susy dan tim pelatih telah mematok target.Di akhir tahun pemain tunggal putri kita ada yang bercokol di lingkaran 20 besar dunia. Saat ini tunggal putri Indonesia dengan rangking terbaik berturut-turut adalah Fitriani Fitriani (31), Dinar Dyah Ayustine (37), Hanna Ramadini (44), Ruselli Hartawan (68), Lyanny Alessandra Mainaky (70), Susanto Yulia Yosephin (93), Rusydina Antardayu Riodingin (101), Febby Angguni (110) dan Gregoria Mariska (120). Artinya Fitriani butuh 11 tangga lagi, begitu pula seterusnya unguk masuk lingkaran 20 besar atau lebih tinggi lagi.
Seperti dikatakan Susy jalan menuju ke sana terbuka lebar. Menjaga konsistensi dan meningkatkan grafik penampilan adalah kunci. “Saya optimis karena ini tinggal dijaga saja." Apakah Anda pun demikian?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H