Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Nasib Formula One Selepas "Diktator" Ecclestone

24 Januari 2017   23:05 Diperbarui: 25 Januari 2017   09:32 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Animo fans F1 di Sirkuit Silverstone menyoraki jagoannya Lewis Hamilton/bbc.com

Animo fans F1 di Sirkuit Silverstone menyoraki jagoannya Lewis Hamilton/bbc.com
Animo fans F1 di Sirkuit Silverstone menyoraki jagoannya Lewis Hamilton/bbc.com
Situasi ini juga sudah disadari oleh Carey. Meski begitu pihaknya sama sekali tidak pesimistis apalagi setelah tidak ada campur tangan Bernie. Carey mengaku F1 merupakan olahraga yang unik, ikonik dan telah mengglobal. Karena itu dibutuhkan cara-cara baru untuk membuat olahraga tersebut tetap hidup dan semakin berkembang. Liberty siap mengeksploitasi teknologi baru untuk merengkuh pasar yang luas.

Sejumlah skema sudah disiapkan. Carey yakin cara-cara yang akan ditempuh baru dan bakal lebih baik dari pendahulunya. Tetap menjaga basis balapan di Eropa misalnya. Historisitas dan pasar utama di benua biru akan dijaga sekuat tenaga, termasuk siap menggunakan cara apapun agar balapan di Sirkuit Silverstone tetap berlangsung meski muncul spekulasi bahwa pengelola sirkuit legendaris itu akan mengakhiri kerja sama pada 2019.

Selain mengamankan pasar Eropa, pasar baru yang potensial di Amerika Serikat utamanya dan belahan dunia lainnya akan digarap intens. Menggenjot promosi dan memaksimalkan potensi besar sosial media yang tidak disadari atau sengaja diabaikan Bernie sebelumnya pun akan ditempuh. Selain televisi, internet juga adalah ladang bisnis menjanjikan.

Apakah cara-cara tersebut ampuh, dan cukup lengkap untuk formula baru bisnis dan kompetisi F1? Baru setelah terjun langsung Carey baru bisa merasakan seperti apa dan mengapa F1 bisa seperti saat ini. Menceburkan diri, merasakan sendiri selanjutnya mengendalikan roda F1 butuh waktu dan proses yang tidak cepat. Dan kita hanya bisa menunggu hingga waktunya tiba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun