Lebih lanjut dikatakan. “Juara SEA Games (2017) menjadi target antara yang disampaikannya.Target besarnya meraih empat besar di Asian Games 2018.”
Target Milla sejalan dengan visi besar sang Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi. Bisa sejumlah hal meyakinkan, terlebih kesamaan visi ini membuat pihak PSSI memilih Milla.
Namun apa artinya mimpi indah itu di tengah situasi persepakbolaan Indonesia yang baru bangun dari mati suri? Riedl telah memainkan peran transisi yang baik setelah sepak bola Indonesia dibekukan selama setahun. Selanjutnya Milla tidak hanya bertugas melanjutkan jejak Riedl, tetapi lebih penting dari itu adalah turut membangun fondasi yang bukan lagi rapuh, tetapi belum terbangun secara baik.
Di sini peran Milla menjadi penting. Jejak rekam Milla sangat membantu. Sebelum terjun ke dunia kepelatihan, Milla memiliki pengalaman sebagai pemain yang cukup panjang. Jebolan akademi La Masia ini pernah membela Valencia, Barcelona dan Real Madrid dalam 16 tahun karir profesionalnya. Memenangkan tiga gelar La Liga, sekali bersama El Barca dan dua kali bersama rival bebuyutan Barcelona itu, adalah sejumlah prestasi terbaik pria yang berposisi sebagai gelandang bertahan ini.
Pengoleksi 11 gol ini juga dikenal bertangan dingin saat menjadi pelatih. Ia pernah menangai tim muda Getafe dan sejak 2008 dipercaya membangun skud muda timnas Spanyol. Juara Piala Eropa U-21 tahun 2011 adalah prestasi terbaik Milla sebagai pelatih.
Dengan demikian banyak hal yang bisa diperoleh dari pria kelahiran Aragon itu. Meski mendatangkan pelatih dengan segudang ilmu dan pengalaman ada hal penting yang patut disadari. Milla akan bekerja dalam kultur sepak bola Indonesia yang berbeda, untuk mengatakan jauh tertinggal di belakang Spanyol. Segala sesuatu terkait sepak bola Indonesia, kecuali semangat dan popularits, masih amburadul, belum terstruktur baik. Mulai dari sistem pembinaan, kurikulum sepak bola, fasilitas dan infrastrukur fisik dan non fisik seperti pelatih dan wasit masih jauh dari layak dan memadai. Belum lagi bayang-bayang campur tangan dan kepentingan di luar sepak bola masih membayang.
Membayangkan semua itu sudah pasti membuat Milla pening. Baiknya, ia punya tekad membangun dan nekat mematok target tinggi bagi sepak bola Indonesia. Ini tidak lain sebentuk harapan, sebagaimana keberanian PSSI mendatangkan sosok sehebat Milla, untuk mengembalikan sepak bola Indonesia pada jalan yang benar dan lurus.
"Ini pekerjaan penting dan saya termotivasi untuk membuat timnas Indonesia lebih kompetitif. Saya akan bekerja semaksimal mungkin untuk itu," ungkap Milla saat konferensi pers usai ditunjuk PSSI seperti dukutip dari Kompas.com.
Buena suerte, semoga sukses Luis!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H