Ketiga, penumpang wanita yang tidak menempati gerbong khusus sebaiknya tidak mengambil tempat di arena pintu kereta. Bila memungkinkan masuklah lebih ke dalam di antara deretan bangku penumpang.
Beberapa penumpang wanita biasanya memilih untuk menyempil di sudut pintu. Bila tidak, memilih menjadi orang terakhir yang masuk agar bisa mendapat tempat terluar. Posisi ini tetap saja melahirkan rasa tidak nyaman karena intensitas desakan di bagian pintu sangat tinggi. Begitu juga lalu lintas naik turun penumpang di setiap stasiun pada relasi perjalanan tertentu selalu tinggi.
Selain sikap bijak dari para pengguna, pihak pemerintah pun perlu mengambil sikap terhadap situasi sementara ini. Menyiagakan petugas di setiap stasiun, berikut fasilitas kesehatan memadai, amat penting.
Tak kalah penting, bersikap tegas terhadap para penumpang yang memaksakan diri masuk saat gerbong sudah benar-benar penuh. Terkadang ada sejumlah penumpang yang tetap mendesak masuk meski penumpang lain telah mengungkapkan keberatan.
Selain bergeming, tak sedikit yang berdalih bahwa mereka telah membeli tiket dan memiliki hak yang sama menggunakan kereta yang adalah transportasi bersama. Bila sudah demikian, apa yang bisa kita katakan? KRL tidak hanya telah melindas kemanusiaan juga sudah menggerus akal sehat.