Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Mungkinkah Bulu Tangkis Indonesia Berjaya tanpa Sponsor?

12 Januari 2017   12:50 Diperbarui: 13 Januari 2017   11:10 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum PBSI, Wiranto dikerumuni wartawan seusai peluncuran Djarum Superliga Badminton 2017/@DjarumBadminton

Seperti cabang profesional lainnya, perkembangan bulu tangkis di tanah air pun mustahil tercapai tanpa sokongan sponsor. Dengan tanpa menafikan peran pihak dan faktor lain, sumbangsih sponsor dalam berbagai bentuk amat diperlukan. Entah langsung atau tidak, keterlibatan sponsor turut andil memajukan perbutulangkisan tanah air yang tidak bisa semata-mata bergantung pada para pelaku utama baik individu, kelompok maupun pemerintah. Napas para pemain, klub hingga PP PBSI tidak cukup panjang untuk berjuang sendiri.

Di tengah popularitas dan persaingan bulu tangkis dunia yang kian tinggi dan merata meniscayakan kerja keras yang menuntut kerja sama untuk bahu membahu menjaring bibit-bibit muda, menempa dan membesarkan serta mengorbitkan mereka untuk menjadi bintang.

Bulu tangkis Indonesia cukup berutang budi pada Djarum Foundation. Konsistensinya mendukung perbulutangkisan Indonesia terus terjaga bahkan kian meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini bisa dilihat dari kontribusinya dengan menyediakan infrastruktur berupa klub dan segala fasilitas serta berada di garda depan untuk menyokong sejumlah turnamen baik di tingkat lokal maupun bertaraf internasional.

Tahun ini untuk keenam kali Djarum Foundation menyelenggaraan liga bulu tangkis terbesar di Indonesia. Bertajuk Djarum Superliga Badminton 2017, pertandingan antarklub yang diinisiasi oleh Yacob Rusdianto, Ario Satrio, Mimi Irawan dan Alan Budikusuma pada Maret 2007 itu, akan pentas di GOR DBL Arena, Surabaya, 19-26 Februari mendatang.

Superliga sempat vakum tahun lalu. Disengaja demikian karena tidak ingin mengganggu konsentrasi para pemain untuk Olimpiade Rio de Janeiro. Seperti tahun 2015 yang dihelat di GOR Lila Bhuana, Bali, Superliga kali ini setiap klub diberi kesempatan untuk mendatangkan pemain dari luar peserta, juga bintang-bintang dari mancanegara.

Sebanyak sembilan tim putra dan 10 tim putri, dengan empat dari antaranya dari Jepang dan satu dari Thailand sudah terkonfirmasi hadir. Di kelompok putra, juara bertahan sekaligus pemegang 'hattrick' juara Musica Champions Kudus (Jawa Tengah) akan bersaing dengan PB Djarum Kudus (Jawa Tengah), Berkat Abadi Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Suryanaga Mutiara Timur Surabaya (Jawa Timur), USM Blibli.com Semarang (Jawa Tengah), PB Mutiara Cardinal Bandung (Jawa Barat) serta Gifu Tricky Panders dan Hitachi dari Jepang serta klub Thailand, Granular.

Tim ibu kota berstatus juara bertahan Jaya Raya Jakarta akan berjibaku dengan PB Djarum Kudus, USM Blibli.com, PB Mutiara Cardinal, Berkat Abadi Banjarmasin, Suryanaga Mutiara Surabaya untuk menantang tiga tim Jepang (Hokuto Bank, Saishukan Ltd dan Gifu Triky Panders) serta Granular dari Negeri Gajah Putih.

Turnamen kali ini tetap tidak akan kehilangan daya tarik. Selain dihelat di wilayah dengan tingkat animo masyarakat pada bulu tangkis yang tinggi, kehadiran sejumlah pemain papan atas dunia dan ganjaran hadiah yang meningkat membuat atmosfer pertandingan bakal meningkat.

Tunggal putra nomor satu dunia, Lee Chong Wei, berikut Son Wan Ho (Korea Selatan), Chou Tien Chen (Taiwan), serta tiga bintang muda tunggal putri, Tai Tzu Ying (Taiwan), Akane Yamaguchi (Jepang) dan Ratchanok Intanon (Thailand) akan tampil bersama para pemain terbaik Pelatnas dan para pemain terbaik dari setiap klub.

Selain itu pemain ganda Korea Selatan, Ko Sung Hyun, Yoo Yeon-seong akan unjuk kebolehan bersama pemain Negeri Ginseng lainnya yang baru saja pensiun dari timnas, Lee Yong Dae serta Ma Jin dari Tiongkok.

Kehadiran Lee akan menjadi nilai tambah dan memberi warna seperti pada edisi sebelumnya. Selain kualitas teknik, wajah dan kharisma mempesona Lee sudah tidak asing lagi di mata kaum hawa tanah air. Seperti dua tahun lalu, Lee dan para pemain bintang mampu menyihir sekitar delapan ribu penonton di GOR Lila Bhuana.

Lee Yong Dae masih menjadi daya tarik bagi penggemar bulu tangkis di Indonesia/badmintonindonesia.org
Lee Yong Dae masih menjadi daya tarik bagi penggemar bulu tangkis di Indonesia/badmintonindonesia.org
Pintu merekrut pemain asing dibiarkan terbuka lebar ditambah lagi tambahan subsidi dasar bagi klub yang merekrut pemain asing sebesar 6.000 dollar AS (Rp 79,9 juta) dan Rp 50 juta bagi setiap klub. Namun demikian penyelenggara membatasi keterlibatan para legiun asing selama turnamen.

“Setiap tim boleh merekrut pemain asing sebanyak-banyaknya. Namun, untuk setiap pertandingan, mereka hanya boleh menurunkan pemain asingnya di dua partai,” tandas Direktur Turnamen, Achmad Budiharto pada saat peluncuran secara simbolik di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (11/01) kemarin.

Batasan tersebut berguna agar kehadiran para pemain asing tidak memangkas kesempatan para pemain lokal. Selain para bintang asing, para pemain terbaik Indonesia pun siap ambil bagian. Mereka adalah juara ganda campuran Olimpiade 2016, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir; jawara All England 2016, Praveen Jordan/Debby Susanto; ganda nomor dua dunia Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo, Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan, Tommy Sugiarto, dan masih banyak lagi.

Para pemain berpengalaman ini akan bersaing dengan para pemain muda di antaranya yang bersinar pada gelaran edisi sebelumnya seperti Jonatan Christie (Musica Champion) dan Ihsan Maulana Mustofa (Djarum Kudus) serta pemain muda lainnya.

Seperti diikhtiarkan Ketua Umum PBSI, Wiranto pada saat press conference itu, ajang ini membuka kesempatan kepada para pemain muda untuk menambah jam terbang dan pengalaman, mengasah mental bertanding, serta menjadi ajang pembelajaran dengan para pemain top.

“Pemain-pemain muda kita harus diberikan pengalaman bertanding, salah satunya lewat Superliga ini. Tiap klub diberi kesempatan untuk diperkuat pemain kelas dunia, secara tidak langsung maka kita memberi kesempatan kepada pemain Indonesia untuk bertanding melawan pemain top,” tandas Wiranto yang juga menjabat Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan.

Selain momentum bagi para pemain muda Indonesia, Superliga juga menjadi kesempatan para pemain beruji tanding dengan para pemain hebat.

“Ini juga menjadi kesempatan bagus bagi pemain kita untuk menguji kemampuan dengan pemain papan atas dunia,” sambung pensiunan Jenderal TNI itu.

Untuk menstimulus kompetisi, Djarum menaikkan total hadiah dari 200.000 dollar AS pada edisi sebelumnya menjadi 250.000 dollar AS, atau setara Rp 3,3 Miliar. Total hadiah itu dibagi rata di dua kelompok, putra dan putri. Sang juara berhak atas 60.000 dollar AS, runner up 30.000 dollar AS. Sementara peringkat ketiga akan membawa pulang 20.000 dollar AS dan 15.000 dollar AS untuk peringkat empat.

Bagi Djarum, konsisten menyelenggarakan turnamen adalah bentuk tanggung jawab dan komitmen terhadap perkembangan bulu tangkis di tanah air. Seperti diutarakan Direktur PT Djarum, Yan Haryadi Susanto, “Sebuah kebanggaan bagi kami untuk bisa konsisten menyelenggarakan turnamen berkualitas dan bergengsi dari tahun ke tahun.”

Yan berharap turnamen ini mampu mendatangkan faedah bagi bulu tangkis Indonesia, tidak hanya kepada para pemain dan klub-klub lokal juga para pencinta bulu tangkis seluruhnya.

“Besar harapan kami bahwa turnamen ini akan memberikan pengalaman yang berharga bagi pemain-pemain kita, serta memenuhi hasrat para pecinta bulu tangkis akan pertandingan yang berkualitas yang bisa digelar di negeri sendiri.”

Ketua Umum PBSI, Wiranto dikerumuni wartawan seusai peluncuran Djarum Superliga Badminton 2017/@DjarumBadminton
Ketua Umum PBSI, Wiranto dikerumuni wartawan seusai peluncuran Djarum Superliga Badminton 2017/@DjarumBadminton
Uraian singkat di atas jelas menjawab judul tulisan ini. Meski sasaran bulu tangkis Indonesia masih jauh membentang di depan sana, setidaknya upaya yang telah ditunjukkan Djarum menunjukan bahwa bulu tangkis Indonesia butuh sponsor, selain mensyaratkan komitmen, kerja sama dan kerja keras bersama.

Bulu tangkis Indonesia adalah proyek bersama yang sedang berjalan, belum final. Seperti dikatakan Wiranto, dalam segala keterbatasan dan kelebihannya, kita perlu mengapresiasi Djarum, dengan tanpa menafikan pihak-pihak lain yang selama ini telah berkontribusi dengan cara masing-masing. Seperti yang telah ditunjukkan selama ini, kepada Djarum dan para pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, tidak berlebihan bila kita membulatan suara dan tekad bersama Wiranto.

“Saya mengapresiasi Djarum Foundation atas konsistensinya mendukung perkembangan bulu tangkis Indonesia. Mudah-mudahan keinginan kita bersama untuk mewujudkan kembali kejayaan bulu tangkis Indonesia bisa terwujud.”

Selamat datang Superliga Badminton 2017!

N.B: Para pencinta bulu tangkis yang tak sempat menyaksikan secara langsung bisa mengikuti setiap pertandingan Superliga melalui livestreaming di www.djarumbadminton.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun