Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Menyambut Tahun Kerja Keras untuk Bulu Tangkis Indonesia

9 Januari 2017   13:05 Diperbarui: 10 Januari 2017   11:01 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2017 adalah tahun pertama kerja pengurus baru PP PBSI 2016-2020. Jenderal (Purn) Wiranto yang baru saja mengambil tongkat estafet kepemimpinan dari Gita Wirjawan mulai bekerja menyusul komposisi pengurus induk olahraga tepok bulu tanah air itu yang telah terbentuk dan masing-masing bagian sudah merancang bangun program-program kerja.

Salah satu bagian penting yang dinanti kiprahnya adalah bidang pembinaan prestasi. Bukan kebetulan bagian ini dipercayakan kepada mantan pemain tunggal putri peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992, Susi Susanti. Peraih emas pertama dan satu-satunya pada sektor tersebut di ajang multievent terakbar sejagad itu mengambil peran yang selama empat tahun sebelumnya dijalankan oleh Rexy Mainaky yang kini telah berafiliasi dengan Federasi Bulu Tangkis Thailand.

Dengan pengalamannya sebagai pemain, sekaligus praktisi bulu tangkis lebih dari 18 tahun setelah gantung raket, Susi diharapkan mampu membawa angin segar bagi bulu tangkis tanah air, terutama di sektor putri. Bukan rahasia lagi sektor ini sudah jauh tertinggal dibanding sektor-sektor lain. Dari tahun ke tahun setelah masa keemasan Susi Susanti dan Mia Audina berakhir, Merah Putih mengalami paceklik prestasi berkepanjangan. Musim kering itu diharapkan segera berganti musim semi di bawah sentuhan Susi sebagai Ketua Bidang Pembinaan Prestasi yang bertanggung jawab terhadap regenerasi dan prestasi bulu tangkis Indonesia.

Mengawali tahun ini Susi pun telah menentukan komposisi formator Pelatnas PBSI dengan sedikit perubahan. Selain pada formasi staf pelatih, Susi juga menghidupkan kembali pelatnas pratama yang dihuni para pemain muda sebagai titian menuju tim utama.

Sektor putra baik tunggal maupun ganda, serta ganda campuran utama, posisi (kepala) pelatih dan asisten tidak mengalami perubahan berarti. Hendry Saputra sebagai kepala pelatih tunggal putra dibantu Irwansyah sebagai asisten. Tunggal putra pratama di bawah kendali Harry Hartono sebagai pelatih dan Deni Danuadji selaku asisten.

Herry Iman Pierngadi tetap sebagai kepala pelatih ganda putra bersama Aryono Minat. Hasil baik yang dicetak para pemain ganda putra selama beberapa tahun terakhir menjadi alasan untuk mempertahankan mereka. Sementara di ganda putra pratama, Thomas Indratjaja sebagai pelatih dan asistennya David Y Pohan.

Seperti ganda putra, ganda campuran pun menunjukkan prestasi yang baik. Regenerasi terus berjalan di kedua sektor tersebut. Di ganda putra Indonesia sudah memiliki sejumlah pasangan penerus Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya yang gemilang di tahun 2016 kini sudah bertengger di ranging dua dunia, di belakang pasangan senior Malaysia V Shem Goh/Wee Kiong Tan. Selain itu ada Angga Pratama/ Ricky Karanda (7 dunia), Berry Angriawan yang berpasangan dengan Ahsan, Rian Agung Saputri, serta Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (24 dunia). Hardianto Hardianto/Kenas Adi Haryanto yang berada tiga strip di belakang Fajar/Rian pun menunjukkan potensi besar.

Di ganda campuran pun demikian. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir masih menunjukkan performa gemilang. Pasangan berperingkat tiga dunia itu berhasil mengembalikan tradisi emas cabang badminton di Olimpiade Rio 2016. Selain Owi/Butet, sapaan Tontowi/Liliyana, Indonesia pun memiliki Praveen Jordan/Debby Susanto, jawara All England 2016. Di bawah mereka ada Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti (14 dunia), dan Hafiz Faisal/Shela Devi Aulia di peringkat 19 dunia.

Dengan hasil tersebut, pantaslah Richard Mainaky tetap dipertahankan sebagai kepala pelatih. Kali ini ia dibantu Vita Marissa yang sebelumnya menangai pemain muda. Sementara Nova Widiyanto yang menjadi asisten Richard mengepalai pratama bersama Amon Sunaryo sebagai asisten.

Eng Hian masih dipercaya menangani ganda putri utama. Sebagai kepala pelatih, ia dibantu Chafidz Yusuf yang sebelumnya menangani para pemain muda. Mengantar Greysia Polii/Nitya K Maheswari merebut medali emasi Asian Games 2014 menjadi prestasi tersendiri bagi ganda putri Indonesia. Selanjutnya tangan dingin Eng Hian diharapkan mampu mendorong para pemain muda, dibantu pelatih taruna PB Djarum Rudy H Gunawan dan mantan pemain ganda campuranAnggun Nugroho sebagai pelatih dan asisten pratama.

Selama enam bulan ke depan Eng Hian dihadapkan pada tantangan tida ringan menyusul menepinya Nitya setelah naik meja operasi. Selain mencari tandem sementara untuk Greysia, menyiapkan pelapis adalah langkah penting. Della Destiara Haris/Rosyita Eka Sari Putri dan Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istirani yang kini berada di lingkaran 16 besar dunia paling potensial untuk didorong dan dioptimalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun