Saat bermain di depan net, kita akan mendapatinya dengan mudah menggulirkan kok begitu tipis di atas net. Pada kesempatan lain, Tai dengan cerdik memainkan net silang, bahkan dengan mengangkat shuttlecock dari posisi sulit, nyaris mencium lapangan.
Melihat Tai beraksi seperti itu, maka akan dengan mudah kita dengar mantan pemain Inggris yang kini menjadi komentator di televisi, Gillian Clarck sepenuh hati berujar, “Delightfull shot, ridiculously good, what a lovely.”
Bila kita perhatikan secara saksama sesungguhnya bukan hanya permainan net (netting) yang cantik. Racket skill Tai semakin lengkap dengan bola-bola lob dari area belakang yang sangat terukur. Ditambah lagi over-head smash menyilang dan drop sot yang kerap membuat lawan kelabakan. Saat Tai berjumpa Carolina Marin, pencinta bulu tangkis dunia mendapatkan tontonan berkelas dari dua pebulutangkis terbaik dunia.
Melihat Tai bermain kita tidak hanya dimanjakan dengan skill yang mumpuni yang membuat para penonton berdecak kagum. Aksi jenaka di lapangan pun menjadi daya tarik tersendiri. Tengok saja saat Tai melakukan kesalahan sendiri. Berbeda dengan Marin yang akan berteriak keras atau mengumpat pada raketnya, Tai akan menunjukkan gerakan-gerakan lucu bahkan kadang tersenyum sendiri. Ia seperti menertawakan kebodohannya sendiri. Gerakan itu terlihat menggelitik, dan meski tak secantik Marin, Okuhara atau Saina Nehwal, di mata sebagian penonton ia terlihat menggemaskan dan ngangenin.
Bisa jadi menertawakan diri sendiri menjadi cara Tai melecut diri yang mengantarnya ke puncak singgahsana ratu bulu tangkis dunia.
Proficiat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H