Di satu sisi defisit gelar Tiongkok bukan semata-mata karena penampilan Chen Long dan Lin Dan di tunggal putra atau Li Xuerui, Wang Yihan dan Wang Shixian di tunggal putri yang menurun, tetapi karena di sektor-sektor tersebut negara-negara lain memiliki pemain-pemain brilian. Di sektor tunggal putri Ratchanok Intanon dan Carolina Marin misalnya benar-benar tampil cemerlang.
Demikianpun di sektor ganda putri. Dari 12 seri super series/premier, Tiongkok hanya mampu meraih tiga gelar. Jumlah ini sangat jauh dari pencapaian sembilan gelar tahun lalu. Hal tersebut tidak semata-mata karena para pemain ganda putri Tiongkok menurun, tetapi negara-negara lain seperti Jepang, Denmark dan Thailand mulai menunjukkan tajinya.
Bila Tiongkok mengalami defisit gelar situasi berbeda justru terjadi di kubu Indonesia. Tahun lalu Indonesia hanya mampu merebut empat gelar dan tujuh runner-up. Jumlah perolehan gelar Indonesia tertinggal dari Spanyol yang merebut 5 gelar (meski semuanya disumbangkan oleh Carolina Marin), Jepang dengan enam gelar dan Korea Selatan di tempat kedua dengan 12 gelar.
Tahun ini jumlah gelar Indonesia meningkat pesat hingga dua kali lipat. Sudah sembilan gelar super series/premier yang mengisi lemari prestasi Indonesia. Tiga gelar masing-masing disumbangkan Tontowi/Liliyana dan Marcus Fenaldi/Kevin Sanjaya, serta satu gelar dari Praveen/Debby (All England), Greysi/Nitya (Singapura Open) dan Sony Dwi Kuncoro (Singapura Open).
Namun dari daftar penyumbang gelar, nama-nama seperti Tontowi/Liliyana, Greysia/Nitya bahkan pemain sekawakan Sony masih menjadi andalan. Hanya Marcus/Kevin dan Praveen/Debby yang tergolong muka baru atau pemain muda.
Di sini tergambar jelas sejauh mana proses regenerasi pemain Indonesia. Di tahun ini rapor sektor ganda disarati nilai biru karena jumlah gelar yang meningkat tajam. Namun nilai biru itu tidak tanpa catatan. Jumlah gelar memang meningkat, namun terus-menerus mengandalkan pemain yang sama pertanda proses regenerasi belum berjalan baik.
Sementara di sektor-sektor lain, seperti disinggung di atas, proses kederisasi berjalan di tempat, untuk mengatakan jauh tenggelam. Di tahun ini, dan seperti tahun-tahun sebelumnya, sektor tunggal umumnya dan sektor putri khususnya kembali mendapat nilai merah, bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H