Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Ahsan/Rian Makin Padu dan Peluang Gelar di Hong Kong Open 2016

26 November 2016   01:28 Diperbarui: 26 November 2016   03:00 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro/badmintonindonesia.org

Judul di atas tampak tidak terlalu berlebihan. Menginjakkan kaki di babak semi final Hong Kong Open Super Series 2016 adalah pencapaian gemilang untuk ukuran pasangan baru. Meski secara invidual sudah cukup teruji, sungguh tidak mudah “meleburkan” dua orang yang berbeda untuk seiring sejalan dalam satu tarikan perjuangan. Apalagi bila dua pribadi itu memiliki riwayat prestasi berbeda dan usia yang sedikit berjarak.

Hong Kong Open adalah batu ujian kedua bagi Mohammad Ahsan dan Rian Agung Saputro setelah debut pertama mereka di Denmark Open Super Series Premier pekan lalu. Setelah “bercerai” dari Hendra Setiawan usai Kore Open Super Series pada awal Oktober lalu, Ahsan dianggap masih memiliki masa depan. Pria 29 tahun itu akhirnya diikhtiarkan untuk mendampingi dan memacu Rian yang tiga tahun lebih muda sama seperti yang dilakukan Hendra Setiawan kepadanya.

Setelah gagal di percobaan pertama, hasil berbeda ditorehkan di turnamen mereka yang kedua. Bila di Denmark Open, keduanya bernasib sama seperti pasangan baru beda generasi yakni Hendra Setiawan/Berry Angriawan juga the rising star Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Ahsan/Rian sukses melaju hingga empat besar.

Salah satu noktah dalam perjalanan yang tak mudah ini dikukir di perempatfinal. Seakan menepis segala risau akan pasangan yang baru terbentuk, keduanya sudah menunjukkan diri layak diperhitungkan. Unggulan pertama yang juga berada di rangking satu dunia dari Malaysia, Goh V Shem/Tan Wee Kiong harus bersimpuh di hadapan keduanya yang kini bertengger di peringkat 333 dunia.

Ahsan/Rian lebih dulu unggul di set pertama, sebelum situasi berbeda terjadi di game kedua. Namun keduanya mampu membalikan kondisi di game penentu. Pertarungan selama 48 menit itu berakhir dengan skor 21-11, 17-21 dan 21-17 untuk Ahsan/Rian.

Di game pertama Ahsan/Rian benar-benar tampil bebas, tanpa beban. Mereka sadar lawan yang dihadapi jauh lebih kompak dan lebih lama ditempa dalam tanur kompetisi sebagai satu pasangan. Tetapi pengalaman Ahsan yang segudang termasuk pula pernah mengalahkan pasangan Negeri Jiran itu cukup berperan untuk menjadi katalisator bagi Rian.

Semasa berpasangan dengan Berry Angriawan, keduanya sama-sama ketiadaan pegangan karena tidak bisa saling memberi dukungan apalagi kontribusi lebih untuk menutupi banyak kekurangan. Sementara bersama Ahsan, Rian tidak hanya mendapatkan pengalaman yang lebih juga sumbangsih skill dan teknik yang mumpuni. Serangan dan agresivitas Ahsan belum juga memudar. Dan rupanya sejak awal ia dan Rian kompak menggempur Goh/Tan tanpa ampun.

Namun di game kedua tantangan yang hampir selalu membayangi setiap pemain datang juga. Bahkan angin tantangan itu menerpa jauh lebih keras. Konsistensi untuk menjaga irama permainan. Kestabilan untuk tetap berada dalam ritme pertandingan yang telah diawali dengan baik.

Di sini Goh/Tan menunjukkan diri lebih matang sebagai satu pasangan. Keduanya balik menekan baik dengan menyerang secara total, maupun bertahan secara apik. Justru bumerang ketidakstabilan Ahsan/Rian itu menyata di antaranya dalam sejumlah kesalahan yang tidak perlu.

“Game kedua kami kalah karena saat mau membalikkan permainan seperti game pertama, rasanya belum enak. Tapi game ketiga saya mulai berpikir, gimana main individu saya dulu aja. Yang penting masuk dulu,” aku Rian dikutip dari badmintonindonesia.org.

Dalam kedudukan seimbang alias sama kuat tekanan akan jauh lebih kuat. Bila Hendra/Rian tetap berpegang pada prinsip awal, bermain nothing to loose,maka sudah pasti Goh/Tan akan lebih tertekan. Keduanya pasti membatin: sebagai unggulan pertama, apalagi berjumpa dengan pasangan baru yang masih labil, maka kemenangan adalah harga mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun