Hal tersebut diamini oleh pelatih kepala ganda putra Herry Iman Pierngadi. Menurut pelatih kelahiran Pangkal Pinang, 21 Agustus 1962 itu, dua pasangan itulah yang saat ini paling siap untuk meneruskan kejayaan Hendra/Ahsan.
Meski belum sepenuhnya siap, lanjut pelatih yang karib disapa Herry IP itu, kedua pasangan itu mau tidak mau harus siap untuk mengambil peran tersebut. Dalam jangka waktu yang singkat, sebagaimana target Herry di awal tahun depan, kedua pasangan itu harus sudah siap tempur.
“Angga harus meningkatkan kekuatan tangan dan ototnya. Sedangkan Ricky, fisiknya tidak banyak yang perlu ditambahkan, namun ada beberapa pukulan yang harus dimatangkan. Overall, mental dan ketenangan dalam bertanding yang harus ditingkatkan. Namun pencapaian mereka ke semifinal Denmark dan French Open 2016 secara beruntun adalah sebuah kemajuan," terang Herry.
Terkait Marcus, Herry memberi penekanan khusus pada kondisi fisik, sementara Kevin tinggal mematangkan peran sebagai pengatur permainan.
“Marcus harus memaksimalkan fisiknya dan recovery pasca cedera. Sebaliknya Kevin punya fisik yang oke, VO2 max Kevin bagus. Namun sebagai playmaker, Kevin harus lebih sabar mengatur irama permainan dan memperbanyak variasi di depan net,” lanjutnya.
Selain dua pasangan itu, masih ada Ahsan yang tak bisa dilupakan begitu saja. Sepeninggal Hendra, Ahsan masih memegang peran penting. Dialah yang akan menggantikan Hendra sebagai penuntun sekaligus penyemangat bagi para pemain muda.
Dengan usia yang masih memungkinkan, bukan tidak mungkin skema yang selama ini dipakai, masih akan berlaku. Yakni seperti yang dilakukan Hendra padanya, Ahsan akan mendorong satu pemain muda lain untuk tampil ke panggung utama. Saat ini Ahsan berpasangan dengan Rian Agung Saputro. Pemain kelahiran 7 September 29 tahun silam bisa menuntun Rian atau pemain lainnya untuk menjadi seperti dirinya dan Hendra.
“Saya meminta bantuan Ahsan untuk ‘mengangkat’ pemain muda. Seperti yang dulu Hendra lakukan kepada Ahsan. Memang selalu seperti ini, di ganda, dua itu jadi satu, berbeda dengan tunggal,” terang Herry IP.
Sambil mengucap terima kasih untuk dedikasi Hendra Setiawan, kita berharap keputusan yang niscaya akan terjadi pada setiap pemain itu, membuka jalan bagi proses regenerasi terutama di sektor ganda putra.
Selama ini ganda putra tak perah kehabisan stok, dan rajin mempersembahkan gelar untuk menjaga wajah bulu tangkis Indonesia. Semoga para pemain muda lainnya tetap mempertahankan tradisi tersebut, atau malah lebih cemerlang.
Rahasia kesuksesan Hendra sebenarnya sederhana. Seperti pesannya kepada para pemain muda, hanya dibutuhkan komitmen dan kerja keras untuk melengkapi segala kemudahan yang sudah tersedia di Pelatnas sehingga hampir tidak ada prestasi yang tidak bisa tidak terjadi.