Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Rangking 5 di Beregu Campuran, Gelar Individual WJC 2016 Kini Dinanti

7 November 2016   14:28 Diperbarui: 8 November 2016   01:41 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gregoria Mariska/badmintonindonesia.org

 “Hasil ini memang belum sesuai harapan, karena targetnya bisa mengulang hasil tahun lalu. Dan hasil kelima ini tidak terlalu jelek, tetapi melihat dari perjuangan anak-anak saya kira sudah maksimal. Dan tentu menjadi bahan evaluasi. Ada beberapa sektor yang kita masih punya kelemahan. Tunggal putra harus diperbaiki dan memantapkan tunggal putri,” beber Chief de Mission WJC, Achmad Budiharto.

Gregoria Mariska/badmintonindonesia.org
Gregoria Mariska/badmintonindonesia.org
Senada dengan evaluasi Achmad, salah satu tunggal putri yang perlu mendapat perhatian adalah Gregoria Mariska. Penampilan Gregoria belum maksimal dan konsisten. Hal tersebut terlihat di babak perempatfinal saat menghadapi Malaysia. Gregoria gagal mempertahankan trend positif menghadapi tunggal putri Negeri Jiran yang sudah dua kali dihadapi yakni Goh Jin Wei.

Sementara itu di pertandingan perebutan rangking lima dan enam, Gregoria dipaksa bermain rubber game menghadapi wakil Taiwan Jhou Shih Jyun. Sempat menang telak di game pertama, 21-9, performa Gregoria lantas menurun di game kedua. Jhou berhasil memaksa pertandingan berlanjut ke set ketiga setelah merebut set kedua, 19-21. Hal ini tak lepas dari kesalahan demi kesalahan yang dilakukan Gregoria.

“Di game kedua itu saya justru tegang sendiri, padahal lawan juga tidak terlalu berbahaya. Karena menang jauh di game pertama itu saya justru jadi tegang dan akhirnya banyak melakukan kesalahan sendiri,” ujar atlet binaan Mutiara Cardinal itu yang berhasil bangkit di set ketiga dan menang mudah 21-10 sekaligus memastikan Indonesia merebut rangking lima.

Hal ini bisa dipahami lantaran usianya masih sangat muda. Namun dara kelahiran Wonogiri 17 tahun silam perlu diasah serius agar potensi yang sudah terlihat bisa berbuah manis. Kecepatan, bobot pukulan dan mental adalah sejumlah PR yang perlu diselesaikan Gregoria dan tim pelatih.

Meski demikian para pemain muda Indonesia masih memiliki satu kesempatan lagi untuk membuktikan diri. Sejak Selasa (8/11) besok akan dilanjutkan dengan perebutan gelar individu, memperebutkan Piala Eye Level.

Perebutan trofi individu ini menjadi momentum bagi para pemain Indonesia untuk mengakhiri catatan buruk. Sejak 2012 silam tak satu pun pemain muda Indonesia yang sanggup membawa pulang Piala Eye Level. Terakhir kali ganda campuran Edi Subaktiar/Melati Daeva Oktavianti merebutnya pada 2012 silam di Chiba, Jepang.

“Untuk invididu saya sudah siap, semoga hasilnya bisa seperti yang diharapkan,” tandas Gregoria yang merupakan runner up Kejuaraan Asia Junior (AJC) bulan Juli lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun