Laga baru berjalan 10 menit Bezjak nyaris mengoyak jala Inggris andai saja ia mampu memaksimalkan kans satu lawan satu dengan Hart. Di awal babak kedua, bila bukan karena kiper 29 tahun itu, Inggris mungkin sudah kemasukan dua gol. Yakni dari umpan silang Kurtic yang mampu diamankan dengan aksi refleks luar biasa serta sundulan Krhin di tiang dekat yang mampu dihalau Hart dengan baik.
Bila Guardiola tak menganggapnya penting, tidak demikian dengan Torino. Sejak berlabuh di Turin pada akhir Agustus lalu, Hart sudah mencuri hati fans Il Toro. Meski debutnya berakhir pahit, kalah 1-2 di kandang Atalanta, empat laga kemudian Hart menebusnya dengan baik. Kemasukan dua gol dari empat laga, sudah cukup membuatnya menjadi idola baru Torino.
Penampilan Hart bersama Tiga Singa malam itu membuatnya semakin dekat di hati fans Torino. Tak terkecuali publik Inggris. Performa Hart yang membaik melecut para pemain lain untuk bisa bangkit bersama menyelesaikan krisis.
Dua pertandingan ini amat penting. Tak hanya krusial menentukan langkah Inggris menuju Piala Dunia Rusia di mana Lithuania dan Slovenia terus membuntuti dengan selisih dua poin dari Inggris di puncak grup F dengan 7 poin. Juga menentukan masa depan tim yang tengah dibelit labirin persoalan mulai dari masa depan kapten tim hingga nasib sang caretaker,Southgate.
Apakah Rooney akan menanggalkan jersey nomor 18 dan kembali mengisi starting XI?Apakah pelatih 46 tahun itu akan dipermanen atau Inggris perlu mencari pengganti baru? Sepertinya jawaban atas dua pertanyaan ini berada di tangan Southgate. Mantan pemain timnas Inggris itu adalah pemangku kepentingan dan pengambil keputusan terpenting saat ini. Dia sendiri yang menentukan nasibnya saat ini sekaligus nasib timnas Inggris: semakin teratur atau kian semrawut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H