Guardiola mengaku bahwa menekan melibatkan seluruh pemain, tak terkecuali kiper. Sementara yang terlihat di kubu Arsenal, tekanan yang diberikan tidak bersifat kolaboratif dan intensif. Tak pelak Draper menilai Arsenal adalah Barcelona “tanggung”, ibaratnya “anggur non-alkohol”, terlihat menyengat namun tak memiliki toksin (racun).
Kegemilangan membungkam Chelsea tiga gol tanpa balas, Sabtu (24/9) lalu memberikan angin segar bagi reformasi permainan Arsenal. Kolektivitas dalam menyerang dan bertahan terlihat jelas, terutama sepanjang 45 menit babak pertama. Theo Walcott tampil begitu agresif dan Sanchez sangat liat dan berbahaya, keduanya seperti menemukan kembali taji yang hilang. Tak ketinggalan pemain muda Alex Iwobi yang menunjukkan tanda-tanda baik untuk masa depan tim. Sebiji gol yang masih-masing mereka sumbangkan tak hanya membungkam The Blues dan pelatih barunya Antonio Conte, juga membangkitkan asa baru.
Namun Chelsea adalah batu kecil yang baru dilewati. Wenger dan Arsenal hari ini masih harus diuji lagi oleh tim-tim kuat. Demikianpun kemenangan terkini dini hari tadi atas FC Basel di penyisihan grup Liga Champions adalah noktah kecil di lembaran besar sejarah tim yang masih harus diukir. Andai saja mereka lolos fase grup, tim-tim besar akan siap menghadang. Di sana akan kita lihat seperti apa Arsenal mutakhir setelah dua dekade diracik "Sang Profesor".
Kiprah Arsenal di Liga Champions di tangan Wenger:
2015-16: 16 besar
2014-15: 16 besar
2013-14: 16 besar
2012-13: 16 besar
2011-12: 16 besar
2010-11: 16 besar