Tak heran bila menepinya kedua pemain itu menuai aneka reaksi. Dari kubu Toure misalnya, sang agen, Dimitri Seluk yang disinyalir menjadi sebab menepinya Toure, marah besar. Bahkan ayah Toure sampai ikut campur meminta Pep kembali memberikan tempat kepada sang putra.
Keduanya seperti tak rela Toure dibuang. Selain telah melegenda bersama Manchester Biru sejak 2010, Toure juga telah memberikan andil untuk dua gelar Liga Primer Inggris (2012, 2014), Piala FA (2011), dua gelar Piala Liga (2014, 2016), dan Community Shield (2015), sehingga terlalu hina dibuang begitu saja.
"Bagi saya, hal yang sangat aneh (terjadi) di Manchester City karena Yaya bermain dengan mereka bertahun-tahun, (Joe) Hart bermain dengan mereka bertahun-tahun, saya tidak tahu, (Vincent) Kompany bermain bertahun-tahun, dan (ia) datang sebagai pelatih baru dan mengatakan, 'Oke, pemain ini keluar seperti anjing',” celoteh Seluk, asal Ukraina itu.
Well, sekeras apapun protes dilancarkan, tetap saja otoritas di tangan setiap pelatih. Tak peduli seperti apa masa lalu dan prestasi mereka dan seberapa besar ongkos yang telah dan akan terus dikeluarkan. Seperti Kevin Roberts katakan di atas, seorang pemain sesungguhnya tak lebih dari sebongkah mesin yang siap dibuang atau diganti kapan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H