Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Man United Belum Juga Move On, Mengapa?

19 September 2016   12:37 Diperbarui: 19 September 2016   16:59 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Manchester United tertunduk lesu usai laga kontra Watford/gambar dari Dailymail.co.uk.

Dalam situasi seperti ini United tak hanya membutuhkan sosok yang setia memanfaatkan lebar lapangan.Lebih penting lagi adalah pemain yang bertindak sebagai jenderal lapangan tengah. Terlihat dalam pertandingan tersebut dan laga-laga sebelumnya, United membutuhkan pemain tengah yang tangguh dan kreatif untuk membuka celah.

Beberapa tahun terakhir United memiliki sosok-sosok seperti Michael Carrick, Paul Scholes dan Ryan Giggs. Mereka sukses menempatkan diri sebagai pusat permainan dan sanggup membuka ruang yang membahayakan lawan. Kelengahan di pihak lawan berarti petaka karena mereka akan menjelma menjadi pembunuh.

Saat ini United memiliki sumber daya lini depan yang mumpuni. Ibrahimovic memiliki tubuh jangkung dan insting gol yang bagus. Sementara Rashford adalah pelari yang siap beradu kecepatan. Kehadiran geladang kreatif dengan akurasi passing yang bagus memberikan santapan empuk bagi Ibrahimovic dan Rashord.

Lantas bagaimana dengan Pogba? Bukankah pemain tersebut dibeli dengan harga tinggi untuk memainkan peran tersebut?

Tak ada yang meragukan kemampuan poga baik kekuatn fisik, maupun skill individu. Saat Piala Dunia 2014, koran Italia Gazzetta dello Sport menyebut pemain internasional Prancis itu sebagai 'Seorang atlet NBA dengan kaki Brasil. " Sebutan tersebut menggambarkan bahwa Pogba memiliki modal jasmani yang mumpuni. Dengan tinggi lebih dari cukup, 1,91 m, Pogba adalah menara di lini tengah seperti Yaya Toure di Manchester City sebelum ia dicadangkan Pep Guardiola.

Namun modal tersebut belum diterjemahkan secara presisi. Saat menghadapi tetangga dalam derby Manchester akhir pekan lalu, legenda Liverpool yang kini menjadi kolumnis Jamie Carragher menyebut Pogba seperti anak sekolah.

"Dia berlari di seluruh lapangan. Tanpa pemikiran atau disiplin, dan tidak pernah tetap di satu area yang semestinya ia berada: lini tengah,”tandas Carragher dikutip dari Dailymail.co.uk.

Pemandangan serupa terjadi saat  menghadapi Watford. Seharusnya ia berada bersama Marouane Fellaini dalam formasi 4-2-3-1. Justru Fellaini lebih setia dengan posisinya. Pemain internasional Belgia itu cukup disiplin dan tidak mengembara terlalu luas.

Apakah United membutuhkan lebih banyak pemain yang setia di lini tengah? Dalam situasi tertentu hal tersebut penting. Terlebih sosok pemain yang sanggup membuka ruang dan menciptakan peluang bagi para pemain depan.

Paul Pogba berduel dengan pemain Watford/gambar dari Dailymail.co.uk
Paul Pogba berduel dengan pemain Watford/gambar dari Dailymail.co.uk
Masih ada kesempatan

Kompetisi baru dimulai. Masih ada kesempatan untuk berbenah. United memiliki stok pemain berkualitas yang lebih dari cukup. Alih-alih berang berkepanjangan, Mourinho bisa mengambil hikmah dari tetangga sebelah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun