Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Hubungan AS-Rusia Memanas karena Doping Atlet

16 September 2016   20:30 Diperbarui: 17 September 2016   13:26 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serena Williams sudah meraih empat medali emas Olimpiade sepajang karirnya/BBC.co.uk.

Ketegangan karena konflik kepentingan antara Rusia dan Amerika Serikat ternyata tidak hanya tentang Timur Tengah. Belakangan mencuat topik baru yang memperjelas rivalitas kedua negara besar itu hampir di semua segi, tak terkecuali dunia olahraga.

Belum lama ini sejumlah file rahasia Badan Anti Doping Dunia/World Anti Doping Agency (WADA) bocor ke publik. Rusia diduga berada di balik bocornya data terkait empat atlet Amerika Serikat yang baru saja berjaya di Olimpiade Rio de Janeiro. Mereka adalah pesenam putri yang merebut empat medali emas, Simone Biles; pebasket putri yang berkontribusi menyumbang emas Elena Delle Dome, serta Williams bersaudara yang menjadi tulang punggung tenis AS.

Di Olimpiade Rio, Serena gagal mempertahankan medali emas nomor tunggal putri setelah tersisih di babak ketiga di tangan petenis asal Ukraina, Elina Svitolina. Kekalahan tersebut dilengkapi hasil kurang meyakinkan di turnamen AS Terbuka beberapa pekan kemudian membuatnya tersisih dari puncak tangga Asosiasi Tenis Wanita (WTA) yang digenggamnya selama 186 pekan. Kini posisi Serena diambil alih petenis Jerman sekaligus juara AS Terbuka, Angelique Kerber.

Kantor Lembaga Anti Doping Dunia (WADA)/BBC.co.uk
Kantor Lembaga Anti Doping Dunia (WADA)/BBC.co.uk
Sementara itu saudara tuanya, Venus, tampil lebih baik di Olimpiade Rio dengan merebut medali perak ganda campuran, berpasangan dengan Rajeev Ram. Williams bersaudara juga diandalkan di nomor ganda putri, namun keduanya langsung keok di babak pertama dari pasangan dari Republik Ceko, Lucie Safarova dan Barbora Strycova.

Meski demikian hasil buruk ini tak memudarkan nama besar keduanya di jagat tenis dunia. Williams bersaudara menjadi pusat perhatian mengingat di usia yang tak muda lagi masih tetap bertaji.

Tak pelak, Serena masuk dalam daftar incaran peretas bersama tiga atlet AS lainnya di atas. Seperti dilansir BBC.co.uk, peretas tersebut mengaku diri sebagai Fancy Bears dan pemerintah AS mencurigai Rusia berada di baliknya.

Hacker tersebut mengunggah hasil tes doping para atlet tersebut sebelum dan selama berlangsungnya Olimpiade Rio. Beberapa zat yang masuk kategori doping seperti methylphenidate, prednisone dan oxyxodone diberi penekanan. 

Serena Williams sudah meraih empat medali emas Olimpiade sepajang karirnya/BBC.co.uk.
Serena Williams sudah meraih empat medali emas Olimpiade sepajang karirnya/BBC.co.uk.
Kecurigaan terhadap keterlibatan pemerintah Rusia semakin besar mengingat negara tersebut sedang diterpa persoalan doping. Belum lama ini terkuak praktik sistematis penggunaan doping para atlet Rusia yang telah berlangsung selama bertahun-tahun dengan melibatkan pihak pemerintah. Buntutnya di Olimpiade Rio beberapa atlet dari cabang atletik tak bisa tampil karena mendapat sanksi dari badan atletik dunia yakni IAAF. Lebih parahnya lagi, tim Rusia dilarang ambil bagian di ajang Paralimpiade atau olimpiade untuk kaum difabel yang juga dihelat di Rio sejak 7 hingga 18 September.

Kecurigaan tersebut sedang diperjelas. Pemerintah AS sedang melakukan investigasi serius terkait para peretas. Namun WADA dengan yakin memastikan bahwa Rusia bertangung jawab terhadap peretasan itu. WADA menilai aksi tersebut sebagai upaya balas dendam atas terkuaknya borok olahraga Rusia.

Seperti diketahui pada Juli lalu badan independen bernama McLaren menguak praktik curang Rusia pada Olimpiade Sochi 2014. Rusia dituduh menukar sampel doping atlet Rusia yang menggunakan zat doping dengan sampel atlet yang bersih dengan sokongan dinas rahasia Rusia.

Empat bulan berselang, November tepatnya, Rusia mendapat hantaman lebih keras menyusul laporan terpisah dari komisi anti doping yang diketuai mantan presiden WADA Dick Pound. Muncul dugaan pemerintah Rusia dengan tahu dan mau terlibat dalam praktik yang mencederai sportivitas itu. Negara diduga mensponsori penambahan zat doping ke dalam obat-obatan yang dikonsumsi para atlet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun