Lantas bila demikian maksud utamanya, apakah City tak perlu gelar musim ini? Seperti disinggung sebelumnya, City tak terlalu risau bila gagal meraih gelar musim ini. Bahkan Guardiola yang memiliki tangan dingin tak dibebankan target gelar, apalagi trofi Liga Champions. Bila sampai City mampu berbicara lebih jauh adalah bonus awal yang besar kemungkinan seperti jalan kesuksesan Chelsea pada 2012.
City lebih mengincar tujuan jangka panjang dengan fondasi kokoh yang telah ditanam Guardiola. Dengan struktur dan postur tim yang kuat dalam lindungan iklim klub yang mendukung, maka City lebih siap bersaing secara konsisten dengan tim-tim besar lainnya baik di level domestik maupun Eropa.Â
Secara matematis pertimbangan jangka panjang bisa seperti ini. Pada awal musim 2018/2019, Lionel Messi akan berumur 31 tahun sementara Cristiano Ronaldo 33 tahun. Ikon sekaligus tulang punggung dua raksasa Eropa, Barcelona dan Real Madrid,yang selama ini diandalkan dan menjadi momok bagi tim-tim lawan, perlahan-lahan kehilangan taji. Saat itulah rezim Guardiola mengambil alih kejayaan.
Apakah skenario ini akan berhasil baik? Waktu yang akan menjawab. Setidaknya harapan positif itu sudah mulai terlihat sejak awal kompetisi di pentas domestik, hingga kemenangan heroik atas tim Jose Mourinho di derby Manchester beberapa waktu lalu. Selanjutnya, kita akan melihat awal proyek baru Guardiola di pentas Eropa, dimulai di penyisihan grup C Liga Champions, menghadapi Borussia Monchengladbach tengah pekan ini, selanjutnya Celtic dan  'jodoh'nya Barcelona.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H