Di laga itu kita melihat Marin benar-benar mengeluarkan segenap kemampuan terbaik untuk mengambil poin. Namun Sindhu tak patah arang. Penempatan bola Marin yang sulit masih mampu dijangkau Sindhu. Droshot dan tipuan-tipuan Marin masih bisa dibalas Sindhu dengan smash menyilang. Terlihat jelas kedua pemain begitu lincah, dengan langkah kaki yang ringan, mobilitas dan daya jelajah yang tinggi. Sungguh menghibur dan berkelas. Kapan Indonesia memiliki pemain putri seperti itu lagi?
Tak sedikit pemain yang mengumandangkan rencana pensiun setelah pesta akbar ini. Usai perebutan medali perunggu ganda campuran, Zhao Yunlei mengembuskan niat gantung raket. Kemenangan atas Xu Chen/Ma Jin dapat menjadi laga terakhir pemain serba bisa berusia 29 tahun.
Deretan prestasi telah diukir Zhao di berbagai level turnamen baik di sektor ganda putri maupun ganda campuran. Puncaknya terjadi di Olimpiade 2012, dengan menggondol dua medali emas. Selain dari ganda campuran berpasangan dengan Zhang Nan, ia juga menggondol emas ganda putri bertandem dengan Tian Qingdan.
Zhao adalah pemain putri yang langka. Skill dan kebugaran fisik yang mumpuni membuatnya mampu menghadapi atmosfer pertandingan bergengsi dengan mengambil dua nomor tersebut.  Tak tanggung-tanggung sejauh ini ia sudah mengemas 42 gelar super series, hanya kalah satu gelar dari Chong Wei.
Gelombang pensiun datang dari para pemain Korea Selatan. Tak lama lagi kita akan kehilangan ganda putra terbaik dunia Lee Yong Dae/Yoo Yeon-seong. Isyarat mundur dari timnas sudah mereka kumandangkan dengan beragam alasan.
Pemain tampan Yong Dae akan mundur setelah Korea Terbuka bulan depan. Selain wajah yang menghibur, permainannya yang atraktif membuat bulu tangkis dunia akan merasa kehilangan pengoleksi 42 gelar super series itu.
Sementara tandem setia Yong Dae, Yoo Yeon ingin menghabiskan waktu dengan keluarganya. Pemain 30 tahun itu akan menjadi seorang ayah dalam waktu dekat, tak kurang dari dua bulan lagi.
Pemain Korea lainnya Kim Sa Rang, and Bae Yeon Ju pun memiliki rencana serupa. Kim yang merupakan pemain ganda putra, berpasangan dengan Kim Gi Jung terkendala cedera leher yang memaksanya harus segera naik meja operasi.
Mundurnya Kim Sa Rang tentu menjadi kehilangan yang sangat bagi Korea. Performa Kim Gi Jung masih menjanjikan dan usianya baru 26 tahun. Soliditas dan kualitas saat berpasangan dengan Sa Rang telah berbuah banyak gelar dan kini berada di rangking tiga dunia.
Satu lagi pemain Korea yang memutuskan mundur adalah pemain tunggal putri Bae Yeon-Ju. Usianya setahun lebih muda dari Sa Rang. Seperti rekan senegaranya, pemain yang akan berusia 26 tahun pada Oktober nanti kerap dihantui cedera. Bisa jadi alasan tersebut membuat pemain yang tersisih di babak 16 besar Olimpiade Rio ini memutuskan mundur dari tim nasional.
Lantas, bagaimana dengan Lin Dan dan Chong Wei? Bagaimana pula dengan para pemain senior Indonesia? Kita tunggu saja. Apapun keputusan mereka, kita patut memberikan apresiasi untuk prestasi dan kiprah mereka yang sudah memberi warna pada jagat bulu tangkis.