Sebelum final ganda campuran, dipertandingkan babak perempatfinal tunggal putra. Empat tiket semi final akhirnya menjadi milik Lee Chong Wei, duo Tiongkok yakni Lin Dan dan Chen Long serta pemain muda Denmark, Viktor Axelsen.
Menariknya, salah satu tiket final akan diperebutkan oleh dua sosok legendaris yang sudah 36 kali bertemu. Chong Wei dan Lin Dan usai masing-masing mengalahkan Chou Tien Chen dan Srikanth Kidambi. Bila sang Datuk menang mudah atas Tien Chen dengan skor 21-9 dan 21-15, Super Dan dipaksa bermain tiga set oleh unggulan sembilan itu dengan skor akhir 21-6 11-21 dan 21-18.
Catatan pertemuan lebih berpihak pada Lin Dan. Pemain yang kini duduk di rangking tiga dunia itu mencatat 25 kali kemenangan atas jagoan Negeri Jiran. Dua dari antaranya tercatat di final dua edisi Olimpiade terakhir. Artinya, Lin Dan merupakan peraih medali emas di Beijing dan London.
Tentu pencinta bulu tangkis dunia tak bisa melihat dua legenda itu bertemu lagi di partai puncak ajang empat tahunan ini. Salah satu dari antara mereka harus gugur di semi final dan berebut medali perunggu.
Bagi Lin Dan ini menjadi kesempatan ketiga baginya untuk mengukir hattrick emas Olimpiade. Sementara Chong Wei yang sudah berusia 33 tahun-satu tahun lebih tua dari Lin Dan-berjuang untuk melampaui pencapaian di dua olimpiade terakhir. Aroma persaingan antarkeduanya yang begitu kental membuat laga ini menjadi magnet tersendiri yang menarik perhatian dunia.
Pertandingan ini tak kalah menarik. Chen Long yang pernah menduduki puncak rangking dunia memiliki hasrat untuk melebihi pencapaiannya di London yang berakhir dengan medali perunggu. Selain itu kemenangan dalam laga ini penting untuk menjaga muka Tiongkok yang memerah karena keterpurukan sektor ganda putri. Alih-alih mengirim wakil ke final, wakil semata wayang sekaligus unggulan kedua Tang Yuanting/Yu Yang digasak pasangan gaek Denmark, Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl. Tang/Yu yang menyisihkan wakil Indonesia, Greysia Polii dan Nitya K Maheswari menyerah setelah bertarung rubber set, 21-16 14-21 21-19.
Kekalahan tersebut membuat kedigdayaan negeri Tirai Bambu di ajang multievent runtuh. Setidaknya gagal mengulangi pencapaian luar biasa di London empat tahun lalu. Kala itu mereka menyapu bersih semua medali emas.
Sementara itu, bagi Axelsen kemenangan atas Chen Long penting untuk mengukir rekor pribadi dan mengharumkan negaranya. Sebagai pendatang baru di ajang Olimpiade, pemain 22 tahun itu berhasrat untuk menorehkan pencapain terbaik seperti saat membantu negaranya merebut Piala Thomas dari Indonesia pada Mei lalu.
N.B