Setelah jeda raut tegang yang sejak awal tergurat di wajah wakil Malaysia mulai terlihat mengendur. Inststruksi pelatih dan jeda singkat berperan mengurangi ketegangan mereka. Alhasil keduanya mampu mencuri satu poin.
Servis yang tak menyebrang net dan pengembalian bola yang melebar dari bidang lapangan membuat Chan/Goh perlahan mengejar ketertinggalan menjadi 13-9. Â
Sempat mendapat tekanan tak membuat Owi/Butet gentar. Mental dan pengalaman membuat keduanya mampu meraih poin demi poin hingga mengunci perolehan poin Chan/Goh di angka 14 untuk mengakhiri set pertama.
Satu game lagi menuju emas Olimpiade. Owi/Butet membuka game kedua. Komunikasi di antara keduanya yang berjalan baik di babak pertama diharapkan terus bertahan. Namun, wakil Malaysia tak tinggal diam. Mereka berusaha mengejar ketertinggalan dengan mengajak Owi/Butet bermain cepat.
Keunggulan Butet bermain cantik di depan net ternyata menjebak Chan/Goh. Keduanya terus menjaga jarak tiga poin dalam kedudukan 6-3. Chan/Goh sempat mengambil satu poin sebelum kok kembali direbut Owi/Butet.
Jarak empat angka belum membuat Owi/Butet nyaman. Mengurangi ketegangan keduanya pasangan berkali-kali menghembuskan udara dari dalam mulut. Chan sempat mengganggu konsentrasi Butet dengan mengulur-ulur waktu servis. Wanita kelahiran 1985 itu tampak kesal dan melancarkan protes kepada wasit utama Uday Sane dari India.
Strategi pasangan Malaysia itu cukup jitu. Perlahan-lahan keduanya mampu memperkecil jarak satu poin sebelum Owi/Butet merengkuh interval pertama. Setelah jeda, pasangan Malaysia tampak bermain bertahan dengan mengirimkan bola-bola lambung untuk menguras tenaga Owi. Namun pemain 29 tahun itu tak kehabisan akal dengan melakukan smash tipun, mengirim bola ke depan net di saat Chan/Goh sedang bersiap menanti smash di garis belakang. Saat itu kedudukan 14-10.
Owi/Butet bermain semakin nyaman. Seperti biasa Butet begitu menguasai bagian depan dengan permainan netting yang ciamik. Sementara Owi menjadi tukang gebuk di saat bola-bola pancingan Butet dikembalikan Chan/Goh dengan melambung tinggi. Kedudukan menjadi 17-11.
Chan/Goh sempat mencuri satu angka setelah menempatkan bola secara akurat di sisi kanan pertahanan wakil Merah Putih. Serve yang tak sempurna dari wakil negeri Jiran memberikan poin gratis bagi Owi/Butet.
Rupanya pemberian cuma-cuma itu membuka jalan mulus bagi Owi/Butet untuk meraih tiga poin tersisa untuk mengakhiri pertandingan dengan skor akhir 21-12. Merah Putih pun berkibar dan lagu Indonesia raya berkumandang di Rio de Janeiro.
Saat Owi/Butet memastikan kemenangan, saya sempat melirik ke pojok kiri bawah laptop. Di pojok itu jam belum benar-benar menginjak angka 00.00. Artinya, di Indonesia, kemenangan Owi/Butet masih belum beranjak dari waktu istimewa, 17 Agustus 2016. Kemenangan Owi/Butet menjadi kado spesial untuk seluruh rakyat Indonesia. Sekali lagi, proficiat dan terima kasih Owi/Butet. Kalian tak hanya pantas mendapat Rp5 miliar, juga salut dan hormat dari 250 juta penghuni Ibu Pertiwi.