Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melewati Gerbang Sekolah, Melampaui Formalisme Hari Pertama

22 Juli 2016   11:17 Diperbarui: 22 Juli 2016   11:31 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan di halaman SDN Serua saat saya melintas di depannya pada Senin, 18 Juli 2016 lalu bertepatan dengan hari pertama sekolah di tahun ajaran baru (foto dokumen pribadi)

Bila ini terjadi, maka pada gilirannya setiap anak akan merasa semakin lapang berproses pendidikan yang tak lagi tersekat hanya di gedung sekolah atau tempat tinggal saja. Para orang tua dan guru bersekutu sebagai aktor-aktor penting, para pendidik yang urgen untuk mencetak generasi penerus. Kepada mereka, anak-anak pun mempertanggungjawabkan seluruh proses pendidikannya tanpa memandang yang satu lebih penting dari yang lain.

Ketiga, mengingat pentingnya aksi ini maka perlu dipertahankan dari tahun ke tahun. Bila perlu, komunikasi dan pertemuan antara orang tua dan guru, demikianpun sesama orang tua, tidak hanya bersifat tahunan, tetapi dilakukan secara rutin dan terprogram. 

Sejauh pengalaman saya, pertemuan-pertemuan tersebut bisa dihitung dengan jari. Bila tidak di awal tahun, maka saat momen tertentu seperti apa yang dimasa kami diistilahkan dengan "pertemuan orang tua murid" atau hajatan-hajatan sekolah tertentu seperti ulang tahun sekolah, pembagian rapor atau pentas seni dan budaya, dan sebagainya. Namun, terkadang pada momen-momen tersebut, ada orang tua yang mengutus pembantu, atau mendelegasikan kepercayaan kepada bibi, paman, tetangga, bahkan ada yang tidak hadir sama sekali.

Sebagai sebuah gerakan maka perlu dilakukan secara serentak dan masif. Agar bisa berhasil baik maka gerakan ini perlu dibarengi dengan langkah strategis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan sosialisasi tentang pentingnya aksi tersebut. Selain untuk menyadarkan kedua komponen itu (guru dan orang tua), juga instansi-instansi lain yang terkait dengan keberadaan para orang tua supaya merelakan mereka untuk mengantar anaknya di hari pertama sekolah, atau saat-saat penting lainnya. Termasuk pula, menyiasati bila sampai terjadi seperti dalam guyonan di awal tulisan ini.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun