Berakhirnya era Messi tak berati berakhir pula kejayaan Argentina. Deretan pemain muda sudah siap mengambil peran. Di barisan depan, Argentina punya banyak pilihan. Ada striker muda Juventus, Paulo Dybala, pemain depan Atletico Madrid yang masih berusia 21 tahun, Angel Correa serta striker Inter Milan, Mauro Icardi.
Selain itu, ada juga pemain lain yang siap bersinar seperti Franco Cervi, Giovanni Lo Celso, Gaston Gil Romero, Victor Salazar dan Franco Escobar, serta masih banyak lagi.
Pensiunnya Messi maka akan berakhir pula ketergantungan Argentina pada pemain yang telah menyumbang 55 gol itu. Ketergantungan yang berakhir nir trofi itu, akan diubah dengan permainan yang lebih mengandalkan kolektivitas. Mungkin dengan soliditas itulah, Argentina dengan segala kebesarannya akan menuai prestasi.
Akhirnya, dari sikap Messi inilah kita belajar banyak hal. Tak ada yang sempurna di muka bumi ini, termasuk Messi. Ketidaksempurnaan itulah yang harus menyadarkan kita tentang arti penting kerja sama, dan kebesaran jiwa untuk memberi tempat kepada yang lain bila kita sudah di titik batas.
Di negeri kita, status quo hampir menjadi kata sakti dan barang langka yang terus dipegang teguh. Kata cukup, apalagi mundur hampir sulit terucap dari bibir para penguasa, dan mereka yang sudah duduk nyaman di kursi empuk kekuasaan, walau nyata terbaca sesungguhnya kehadiran mereka sudah tak berarti lagi. Seperti Messi, beranikan mereka yang gagal menjadi tumpuan harapan, cita-cita dan nasib banyak orang mengucapkan kata itu?
Terima kasih Messi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H