Walau sempat diragukan, kehadiran Kyle Beckerman dan Graham Zusi sebagai pengganti Jones dan Bedoya cukup berperan untuk membentengi diri dari serangan Argentina. Sementara DeAndre Yedlin yang diakui punya kecepatan mampu sekali beraksi namun masih jauh dari harapan. Jauh di lini kedua dan sektor penyerangan benar-benar sepi.
Sepasang gol Gonzalo Higuain di babak kedua untuk memberikan salah satu kekalahan besar dalam sejarah AS adalah akumulasi dari sentuhan minus Klimsnann. Tak terlihat semangat dan daya juang dalam pertandingan besar seperti yang ditunjukkan semasa kepelatihan para pendahulu Klinsmann terutama Bob Bradley dan Bruce Arena.
Klinsmann telah mematok target untuk mencapai babak semi final Piala Dunia 2018. Namun, melihat kinerjanya saat ini keraguan pun membuncah. Kepercayaan yang masih kuat pada para pemain veteran adalah antitetis dari itikad regenerasi untuk membentuk tim yang kuat.
Beberapa pemain muda yang terpilih dalam daftar 23 nama untuk Copa America kali ini seperti Darlington Nagbe dan Kristen Pulisic kurang mendapat jam terbang. Mereka hanya mendapat dua kesempatan. Itu pun sebagai pemain pengganti.
Idealnya Nagbe, Pulisic diberi kans untuk mulai membangun persekutuan dengan Gyasi Zardes, Bobby Wood dan John Brooks sebagai harapan masa depan. Namun deretan veteran seperti Beckerman, Zusi dan Wondolowski masih belum juga beranjak dari tempat utama. Bila situasi seperti ini masih saja terjadi bagaimana dengan cita-cita tinggi Klinsmann itu?
Selain bertolak belakang dengan ikhtiar Klinsmann untuk masa depan sepak bola AS, kondisi ini pun sedikit banyak akan menggoyahkan reputasi dan melemahkan kepercayaan masyarakat setempat kepada mantan pelatih timnas Jerman itu.
Walau Copa America bukan Piala Dunia, namun pertandingan ini adalah tolak ukur untuk masa depan AS dalam menyambut Piala Dunia dua taun dari sekarang. Pelatih Brasil, Carlos Dunga, dan pelatih Paraguay, Ramon Diaz yang dipecat belum lama ini, adalah contoh betapa pentingnya turnamen ini.
"Hari ini adalah hari yang baik untuk menilai di mana kami berada dalam program secara keseluruhan. Kami jelas masih jauh...Ini perasaan yang aneh sekarang karena kami sampai ke semifinal, yang merupakan prestasi.Tapi itu bukan kekalahan yang mudah."
Apakah anomali yang juga dirasakan presiden sepak bola AS, Sunil Gulati itu pertanda buruk bagi Klinsmann? Kita lihat saja….